49. Apa Kabar?

476 82 1
                                    

Ada yang bilang kalimat 'apa kabar?' yang diucapkan oleh orang dari masa lalu kita itu bisa membuat proses move on kita gagal. Beneran?


Typo terdeteksi? Segera komen ya!!!

Rara mengusap-usap tangannya sembari berjalan menuju fotokopian yang terletak di dekat komplek rumahnya.

Dengan celana jeans dibawah lutut lalu setelan kaos putih yang di tutup cardigan berwarna navy, gadis itu tak lupa menguncir rendah rambutnya membiarkan pipi bulatnya terekspos.

Setelah pulang sekolah dan segala ritual sorenya akhirnya baru ada waktu luang untuk Rara agar segera menyelesaikan tugasnya. Sebenarnya Rara bukan tipe murid yang harus menyelesaikan tugasnya segera tapi karena besok minggu dan Rara berniat marathon drakor jadi ia harus menyelesaikan hari ini juga agar hatinya plong tak dikejar banyak tugas.

Setelah menyapa pemilik fotokopian Rara menyerahkan flashdisk dan menyebutkan nama file yang akan ia print.

Sambil menunggu tugasnya di print Rara lalu duduk di bangku panjang dan menatap lurus ke jalan yang lumayan ramai.

Rara baru teringat ini malam minggu, pantas saja banyak muda-mudi yang bergandengan tangan disana. Itu cukup membuat pikiran Rara jauh melayang kebelakang.


Flashback on

Waktu itu Rara dan Ali pergi bersamaku di malam minggu. Jalan-jalan sebentar mengelilingi sudut kota menyaksikan langit malam.

Ali membawa Rara ke salah satu kedai nasi goreng.

"Meskipun aku punya restoran tapi apa salahnya bawa kamu makan di pinggir jalan. Itung-itung menambah penghasilan pedagang kaki lima."

Rara terkekeh dan mengangguk, "kemanapun asal sama kamu aku mau."

"Kalo gitu aku bawa kamu ke KUA mau?

Flashback off

"Neng udah."

Suara bariton itu menyadarkan lamunan Rara membuat gadis itu segera menoleh.

"Udah, totalnya sepuluh ribu."

Rara mengangguk namun sebelum membayar gadis itu menoleh pada lemari pendingin lalu berniat mengambil salat satu minuman disana.

Rara membuka lemari pendingin dan nampak menimang-nimang apa yang akan ia beli. Rara memang sangat pemilih jika soal minuman dalam kemasan seperti ini, selain terlalu banyak pewarna juga kadar sodium yang sangat tinggi. Sampai pandangan Rara jatuh pada teh dalam botol, saat hendak mengambil tiba-tiba sebuah tangan mengambilnya terlebih dahulu membuat Rara tersentak kecil.

"Eh ini punya kamu eh- lo."

Rara mengerjapkan mata beberapa kali menatap lekat wajah yang berjarak beberapa senti dari wajahnya itu.

"Ambil aja," kata Rara lalu mengambil botol yang lain.

Rara berjalan beberapa langkah mengambil hasil dari print tadi tak lupa segera membayarnya.

Ali menipiskan bibirnya lalu duduk seorang diri dan mulai memantik koreknya membakar satu batang rokok yang dijepit bibirnya.

Tubuh Rara berbalik menatap Ali, Ali mendongak membuat mata mereka bertemu beberapa detik sampai Rara memalingkan wajahnya namun tubuhnya malah duduk di pinggir Ali.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang