SMA Pelita
Rara mengikuti pelajaran dengan sangat serius, hari ini adalah pelajaran matematika salah satu pelajaran kesukaan Rara.
Namun tiba-tiba perut Rara sangat terasa mules membuatnya ingin segera ke toilet.
"Ra, lo gak papa?" tanya Naya khawatir karena daritadi temannya itu terus memegangi perutnya.
Rara menggelengkan kepalanya, "aku mau izin ke toilet dulu." Rara segera mengacungkan tangannya.
"Iya kenapa Rara? Kamu mau jawab soal? Wah kamu ini memang murid paling pintar disini," puji bu Rini dengan senyum merekahnya.
"Bukan bu, saya izin ke toilet." Rara yang tak tahan segera berlari dan meninggalkan kelas.
Bu Rini bingung lalu menoleh pada Naya, "kenapa Rara itu, Nay?"
"Saya juga gak tahu bu."
Bu Rini menghela nafas kemudian melanjutkan pelajaran lagi. Namun tiba-tiba Rara datang kembali ke kelas.
"Silahkan kamu duduk lagi." Belum sampai bangkunya Rara kembali berlari ke toilet.
Beberapa menit kemudian Rara kembali ke kelas dengan nafas ngos-ngosan, ia mengeluarkan banyak keringat.
"Rara kamu gak papa?" Pelajaran yang tadinya serius, kini jadi terpecah dengan tingkah Rara yang terus bolak-balik toilet.
"Bu saya susulin Rara yah, saya khawatir banget ini." Naya benar tak bisa diam, ia juga khawatir.
Saat hendak sampai di toilet Naya melihat Rara yang tampak mulai setres, "Ra lo gak papa?" Naya benar-benar panik lalu menghampirinya.
"Perut aku sakit," lirih Rara, lututnya sudah bergetar sampai kemudian benar-benar ambruk.
Naya panik ia segera berlari mencari pertolongan, saat ke depan koridor ternyata ada Regan.
"Regan bantuin!" teriak Naya kemudian Regan menoleh dan membantu Naya.
"Rara kenapa?" tanya Regan mulai menggendong Rara dengan gaya bridal style.
"Gue gak tahu, tapi gue rasa dia sakit perut."
"Ya udah lo ambil tas sama minta izin sama guru lo, kita ke rumah sakit sekarang." Naya mengangguk kemudian segera berlari ke kelas.
"Rara gak papa?" tanya bu Rini kalau melihat Naya yang baru datang.
"Rara pingsan bu, kayaknya dia dehidrasi. Saya minta izin mau anterin Rara ke rumah sakit ya bu."
Bu Rini mengangguk, "sama siapa?"
"Ada Regan bu."
"Oh ya sudah, semoga Rara cepat sembuh."
Naya mengangguk lalu segera berlari mencari Regan, untung saja Regan selalu membawa mobil sehingga urusannya jadi mudah.
Naya memasuki mobil Regan dan segera menuju rumah sakit.
"Nay lo serius gak tahu apa-apa?" tanya Regan sambil terus menyetir.
"Gue gak tahu apa-apa, dia aja ke kelas hampir telat."
"Telat? Tumben Rara telat gak kayak biasanya."
Naya menghela nafas, "gue juga gak tahu."
Regan menipiskan bibirnya dan terus fokus mengendarai sampai beberapa menit ia tersadar akan sesuatu.
"Eh Nay, apa Rara tadi bawa minuman sereal?" tanya Regan.
Naya mengerutkan keningnya berusaha mengingat lalu mengangguk, "iya, kenapa lo mau juga?" tanya Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliendra [SELESAI]
Ficção AdolescenteAmazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur. [Mohon untuk tidak ditiru] "Jadi cantik jangan judes-judes kasian...