Rara mendengar suara mobil mendekat ke arah rumahnya membuat tidurnya terganggu, gadis itu memaksa dirinya untuk terbangun perlahan. Saat hendak menguap ingatannya perlahan sadar sesuatu, suara mobil itu terasa sangat familiar.Rara berlari ke arah jendela dan benar saja diluar Ali terlihat melambai ke atas tepatnya ke jendela kamar Rara.
Secepat kilat Rara berlari keluar, bagaimana bisa sepagi ini Ali sudah ada di depan rumahnya.
Ingat ini masih pukul 05:30.
•••
"Ngapain pagi-pagi udah disini? Kamu kan masih sakit," oceh Rara tanpa memperdulikan muka bantalnya.
Ali tersenyum setelah mencium tangan Dani.
"Ucapin selamat pagi sama Ali, pagi-pagi dia dateng udah bawa martabak buat papah. Keren gak tuh," ujar Dani sambil mengacungkan kantong plastik putih.
Rara mendengus sebal, sekarang yang jelas ia tak habis pikir bagaimana bisa Ali datang sepagi ini padahal ia juga keadaannya belum sehat.
"Selamat subuh."
"Pagi-pagi kayak gini emang tukang martabak udah buka?" tanya Tara sambil duduk di samping Dani.
"Kebetulan saya punya langganan jadi tukang martabaknya mau bikinin," balas Ali sedikit meringis, ia jujur bahwa tadi pagi sempat pergi ke salah satu rumah tukang martabak langganannya.
"Wah keren kamu yah, besok-besok kalau masih pagi kirimnya bubur aja," puji Dani dengan memberikan saran.
"Sana mandi," titah Tara membuat Rara terpaksa menurut namun sempat memberikan tatapan tajam pada Ali.
•••
"Oh iya kamu abis ini mau kemana?" Sebenarnya Rara malas bertanya tapi ia juga penasaran kali ini Ali hanya mengenakan setelan kemeja, tak mungkin Ali berangkat sekolah dengan pakaian seperti ini.
"Hari ini orang tua Alena mau ngambil dia dari keluarga," ujar Ali dengan raut wajah yang mulai masam.
Rara mengerti Ali mungkin akan merasakan kehilangan ketika gadis itu sudah tak disisi keluarga Ali lagi.
"Kamu masih bisa temuin dia kan kalau jam pulang sekolah atau weekend."
Ali menghela nafas, "mereka mau bawa Alena kekeluargaan besarnya di Surabaya."
Mata Rara refleks melebar, "Serius?"
Ali mengangguk lemah membenarkan.
"Kan cuma beda provinsi, jaman udah canggih bisa panggilan video atau mau yang lebih gampang langsung main aja ke Surabaya sekalian liburan."
Ali tersenyum menanggapi ocehan Rara yang menurutnya terdengar menggemaskan, "sebenarnya bukan cuma itu yang memberatkan gue hari ini Ra."
Rara menoleh, "ada apa?"
"Hari ini untuk pertama kalinya nyokap gue bawa suaminya kekeluargaan besar."
Rara terdiam mengagumkan mulutnya lalu tersenyum pada Ali, "kamu harusnya seneng, apapun keadaannya itu tetap ibu kamu yang melahirkan kamu. Banyak diluar sana anak-anak yang sudah tidak dapat bertemu dengan ibunya lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliendra [SELESAI]
Teen FictionAmazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur. [Mohon untuk tidak ditiru] "Jadi cantik jangan judes-judes kasian...