38. Bersamamu

584 93 12
                                    

[15+]

Bunyi alarm berbunyi nyaring di kamar Ali dan dengan malas Ali membuka matanya.

"Hari minggu kok gue pasang alarm," gumam Ali sambil menguap lalu memperbaiki posisi tidurnya.

Namun beberapa detik berikutnya Ali langsung membuka matanya teringat akan sesuatu.

Ali segera loncat dari tempat tidur berlari ke kamar mandi membersihkan seluruh tubuhnya.

Hari minggu ini Ali dan Rara sudah membuat janji untuk jalan bersama, sebenarnya bukan kemauan Rara tapi Ali sendiri yang inisiatif karena selama mereka dekat Ali tak pernah ngajak Rara jalan.




•••






Saat Ali turun dari mobil ia bisa melihat Rara tengah menunggu di depan rumanya.

Ali tersenyum kecil lalu berjalan menghampiri Rara. Namun saat hampir memdekat Ali mengerjap melihat penampilan gadis itu.

Rara kebingungan sambil melihat seluruh penampilannya, "ada yang salah?"

Ali mengulum senyum melihat Rara yang mengenakan kaos putih polos dan rok diatas lutut, benar-benar sangar menggemaskan. Ali tak pernah melihat gadis seperti ini sebelumnya, kenapa Rara bisa begitu cantik dan lucu di waktu yang sama.

"Cantik banget," ujar Ali mengusap pelan puncak kepala Rara.

Rara tersenyum, "udah ah berangkat, takut keburu siang."

Saat hendak naik Rara mengerjap menoleh pada Ali, "udah punya SIM kan?" tanya Rara memastikan.

Ali terkekeh gemas lalu mengeluarkan sebuah benda kecil dari sakunya, "tiga bulan lagi gue delapan belas tahun."

Rara tersenyum senang lalu segera masuk ke dalam mobil Ali.

Bukan Ali namanya jika tidak mencari-cari kesempatan, pemuda itu segera merunduk mengambil seatbelt Rara.

"Aku bisa sendiri," ceplos Rara polos.

Ali berdecak, "biar gue aja, biar kayak di film-film."








•••





Ali dan Rara memasuki salah satu mall di jakarta, dan langsung memutuskan untuk nonton terlebih dahulu.

"Untung kita berangkat lebih pagi," ujar Rara yang melihat antrean yang tak terlalu panjang.

"Kamu duduk dulu, aku yang beli tiket," ucap Ali namun Rara segera menolaknya.

"Aku beli popcorn sama minumnya."

Ali berdecak, "biar aku aja yang beli, masa cewek yang jajanin."

"Kita bagi tugas, udah sana mumpung belum panjang antriannya."

Ali menghela nafas dan menurut dan dari jauh ia melihat gerak-gerik Rara, sudut bibir Ali tertarik melengkung membentuk senyuman.








Setelah satu jam lebih akhirnya Rara dan Ali keluar dari bioskop.

Saat diluar wajah Rara tampak panik melihat kanan-kiri membuat Ali bingung.

"Ada apa?" tanya Ali menarik tangan Rara.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang