22. Jenguk

779 107 1
                                    


Sekolah sudah bubar sejak lima menit yang lalu dan Ali segera pergi ke parkiran untuk pulang sekolah. Rencananya setelah pulang sekolah Ali berniat menjenguk Rara.

"Lo serius mau mau jenguk Rara sekarang juga?" tanya Satya.

Ali mengangguk membenarkan, "gak enak gue udah jadi temennya dia eh malah diem aja."

"Kata si Naya, si Rara hari ini dah balik jadi lu bisa langsung ke rumahnya," tutur Putra membuat Ali menoleh kecil.

"Lah udah sembuh?" tanya Gina mendekat.

"Ya gak parah-parah amat lah," sahut Putra.

"Al gue titip salam aja sama Rara semoga cepet sembuh," ujar Intan yang diangguki Gina juga, "salam juga dari temen-temen yang lain semoga cepet sembuh."

Ali tersenyum dan mengangguk, "iya nanti gue sampein."

Ali menyalakan mesin motornya dan segera pergi dari area sekolah.

•••

Ali memperhatikan penampilannya di depan cermin lalu menghela nafas lesu, entah kenapa ia sangat tidak yakin dengan penampilannya itu. Celana jeans panjang lalu mengenakan kemeja membuatnya justru terlihat seperti akan melamar perempuan padahal ia hanya ingin menengok Rara.

"Ini baju kenapa gak ada yang cocok di tubuh ganteng gue?" Ali kembali melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Ali kembali berdecak jadi dari habis magrib sampai sekarang ia hanya menghabiskan waktunya untuk memilih baju.

"Lah? Den Ali pake kemeja?" tanya bi Tina menghampirinya ke kamar.

Ali menoleh dan meringis malu, "iya bi."

Bi Tina hanya bisa mengerutkan keningnya, "kok tumben? Biasanya pake kaos sama celana kolor doang?" Bi Tina justru terkekeh gemas karena tak biasanya anak itu berpenampilan rapih jika di rumah.

"Ali mau jenguk temen Ali tapi bingung harus pake baju apa," ujar Ali sambil melipat beberapa pakaian yang tak jadi ia kenakan.

"Perempuan ya temennya?" tanya bi Tina dengan nada menggoda.

Ali tersenyum dan mengangguk, "cuma temen kok."

Bi Tina mengangguk-angguk sambil tersenyum geli, "Em ... Menurut bibi bagusnya den Ali berpenampilan seperti bagaimana biasanya, be yourself!"

Ali tertawa kecil, "iya deh."

•••

Motor Ali memasuki pekarangan rumah Rara, untuk saja pagar rumah Rara terbuka sehingga motor Ali bebas masuk ke dalam.

Dengan dada berdebar Ali perlahan membuka helmnya serta sudah menyiapkan bingkisan untuk menjenguk Rara, sebenarnya Ali gugup bukan karena Rara tapi karena Ali pasti akan bertemu dengan ayahnya Rara dan kata Naya ayahnya Rara itu galak bukan main.

Semoga Rara yang buka pintu.

Ali menghembuskan nafas untuk menghilangkan kegugupannya dan segera memencet bel rumah Rara dan dalam hitungan detik pintu terbuka menampilkan sosok pria bisa dibilang sudah bapak-bapak berdiri di depan pintu menatap Ali datar.

Ali menelan ludahnya susah payah dan pria itu menyuruh Ali duduk di kursi teras rumah Rara. Ini Ali gak disuruh masuk?

"Kenalin om, saya Ali temennya Rara." Ali mengulurkan tangannya sedikit gemetar.

Pria itu meneliti penampilan Ali yang hanya menggunakan kaos di tutup jaket serta celana jeans panjang memperlihatkan penampilan ala ABG.

"Saya Dani ayahnya Rara."

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang