40. After With You

551 94 3
                                    


Ali melenguh ketika bahunya ditepuk pelan oleh seseorang dan perlahan ia menggeliat.

"Al bangun!"

Ali membuka matanya melihat sekeliling meja makan yang sudah dipenuhi oleh teman-temannya.

"Lah kalian ngapain?" tanya Ali.

"Makan," jawab Satya cuek yang diangguki Putra dan Gilang.

"Kenapa ngajak mereka juga, Ra? Ngerepotin."

"Enggak kok lagian aku segaja bikin empat porsi," balas Rara.

Rara berjalan menghampiri bi Tina yang tengah menyimpan telur di dalam kulkas.

"Biasanya bibi kalo belanja beli apa aja?" tanya Rara dengan tak sungkan ikut membantu.

Bi Tina berpikir sebentar, "biasanya bibi beli sayuran, daging, ikan sama telur."

Mata Rara sedikit melebar dan menoleh pada Ali, "jarang beli buah?"

"Disini cuma ada dua orang, pak Harlan jarang ada di rumah, den Ali susah kalo disuruh makan apalagi kalo disuruh makan buah."

Rara menghela nafas lagi-lagi menoleh pada Ali. "Al."

Ali menoleh karena merasa namanya terpanggil.

"Kalian lanjut makan, aku mau bersihin kamar kamu dulu," ujar Rara sambil berjalan menuju tangga meninggalkan mereka.

Ali mengangguk karena ini bukan kali pertamanya Rara masuk ke kamarnya lagian Ali tak pernah keberatan.

Setelah dirasa Rara sudah jauh bi Tina langsung menepuk pundak Ali dan memberikan dua jempol pada Ali.

"Seratus buat neng Rara!"

Ali terkekeh, "udah pas belum kalo dijadiin istri. "

"Semuanya pas tapi umurnya belum pas," celetuk Gilang yang langsung mendapat gelak tawa dari Satya dan Putra.

"Heh Sat, liat pacar gue. Pacar lo bisa gak kayak gini?" Ali dengan sombongnya menaik turunkan alisnya.

"Bisa lah! Gue malah dikasih makan tepbokki sama kimchi," balas Satya mengingat Gina beberapa hari ini sedang mempelajari masakan Korea dan yang menjadi kelinci percobaan adalah Satya.

"Disebutnya aja susah apalagi dimakan," cerca Putra sambil melanjutkan makannya.


•••







Helaan nafas pasrah keluar dari hidung kecil Rara ketika melihat betapa berantakannnya kamar Ali.

Kasur yang sudah acak-acakan dengan bantal terlempar kesana-sini, beberapa kaleng bekas minuman berceceran ditambah aroma bau khas rokok yang menyengat.

Perlahan Rara memunguti sampah dan memasukkannya ke tempat sampah, lalu ia membersihkan sisa-sisa puntung rokok dan kaleng bekas minuman. Dan terakhir Rara memunguti pakaian Ali yang kotor.

Rara paling anti dengan yang namanya berantakan, tapi bisa-bisanya ia jatuh cinta dengan pria yang sangat jorok.

Dengan sabar kembali menata tempat tidur dan segera merapikan bantal-bantal dan selimut.

Tiba-tiba seseorang masuk lewat pintu membuat Rara segera menoleh.

"Gak usah repot-repot entar capek, aku panggilin bi Tina aja," ujar Ali sembari menghampiri Rara.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang