Jam berapa kalian dapat notifikasi cerita ini?
Ada yang kangen tingkah mereka?
Hari sabtu ini adalah final turnamen basket telah tiba dan tentu saja Ali dan teman-temannya sudah berlatih dengan keras bahkan rela membuang waktu istirahatnya agar permainan mereka semakin maksimal.
Pagi-pagi sekali Ali serta teman-teman cowoknya mampir dulu ke toko bunga yang letaknya tidak jauh dari SMA Peliat, rencananya hari ini juga adalah hari dimana Satya bersiap menyatakan cinta pada Gina.
"Si Satya mau nembak cewek apa mau ke kuburan sih, pake bawa bawa bunga segala," celoteh Ali di hadapan Gilang.
Gilang dan Ali memang memilih tak ikut masuk ke toko karena malas, mending sarapan bubur ayam saja di luar.
"Lo serius makan bubur diaduk?" komentar Ali membuat Gilang menoleh.
"Kenapa?"
Ali bergidik ngeri, "kayak muntah kucing."
Gilang langsung mendelik, "itumah lo aja yang psikopat! Mana ada makan bubur gak diaduk, entar bumbunya gak rata."
"Yo berangkat," ajak Satya sambil memasukan sebucket bunga pada ransel sekolahnya.
"Bentar makan dulu."
Putra celingukan lalu ikut duduk dan beberapa saat matanya langsung berbinar ketika melihat seseorang hendak melewati mereka.
"Eh Naya berhenti," ucap Putra.
Naya yang disebutkan namanya itu langsung berhenti dan menoleh bingung, "apa?"
"Bisa mundur gak?"
"Hm?" Naya bingung tapi spontan menurut saja.
"Udah cukup!"
Naya mengerutkan keningnya, "emang kenapa?"
"Cantiknya kelewatan," ujar Putra dengan santai yang langsung di respon dengan silakan dari Ali dan Satya.
Naya menghela nafas sebal, "selera gue bukan lo!" Naya segera berlalu begitu saja.
Ali dan yang lain spontan menertawakan Putra.
Satya menepuk-nepuk pundak adik kembarnya itu, "inget dek kata tukang parkir."
Putra menoleh, "apaan? Dua rebu?"
"Mundur!" ujar Satya, Gilang dan Ali serempak.
•••
Lapang sekolah SMA Pelita mulai riuh dengan sorakan dan tepuk tangan ketika SMA Cendana, SMA Nusantara dan SMA Garuda memasuki kawasan sekolah. Seperti sedang karnaval tahunan, SMA Garuda memimpin di depan disusul SMA Cendana lalu SMA Nusantara, suara marching band saling bersahutan membuat lapang semakin bising.
"Wih beningnya!" Putra sudah nyenggol-nyenggol Satya karena barusan melihat geng cheerleader SMA Garuda yang kebetulan berbaris di hadapan mereka.
"Lo jangan goyahkan iman gue dong!" Satya kesal lalu pindah ke barisan belakang tepatnya di samping Ali.
Ali sibuk membuka ponselnya mengecek dimana Rara sekarang, tadi pagi Rara sempat memberikan kabar bahwa Rara berangkat dengan ayahnya jadi Ali menurut saja.
Semua menepi ke pinggir lapang dan beberapa saat kemudian Regan si ketua OSIS SMA Pelita datang ke tengah lapang dan memberikan beberapa sambutan.
Ali berdecak sebal karena sedari tadi ia tak bisa menemukan keberadaan Rara, Rara juga susah dihubungi.
Ali menghela nafas sebal kemudian memasukan kembali ponselnya ke dalam tas, saat Ali menunduk samar-samar ia bisa melihat bayangan seseorang mendekat membuatnya mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliendra [SELESAI]
Ficção AdolescenteAmazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur. [Mohon untuk tidak ditiru] "Jadi cantik jangan judes-judes kasian...