12. Fall in love

971 146 1
                                    


Rara membuka lemari dingin di dapurnya dan mengambil satu botol minum dari sana.

Rara memilih duduk di kursi lalu perlahan membuka ponselnya, tak ada yang istimewa karena gadis itu tak aktif bersosial media, bahkan mungkin hanya whatsapp yang sering ia gunakan.

Menjadi mantan pacar Yogi satu-satunya di SMA Pelita tahun lalu membuat Rara jadi populer, semua orang banyak yang berpandangan iri pada Rara, mungkin karena Yogi termasuk siswa paling diincar oleh para gadis. Namun setelah putus dari Yogi pandangan buruk itu berhenti, hidupnya kembali menjadi lebih tenang.

Dan hari ini baru sore tadi ia jalan bareng dengan murid populer SMA Cendana, Rara sedikit takut jika masalah lama terulang lagi.

"Minum air dingin lagi?" suara itu menyadarkan lamunan Rara.

Rara menoleh pada gadis itu, usianya terpaut tiga tahun lebih tua dari Rara.

"Kak Tara."

"Minumnya air anget kalau malem Ra."

Rara meringis lalu menggeserkan airnya pelan.

Tara duduk di samping Rara yang sibuk memainkan ponselnya.

"Kamu lagi deket sama cowok?" tanya Tara.

Rara mendongak lalu menggelengkan kepalanya.

"Bener? Tapi kalau dilihat-lihat kamu rajin buka ponsel sekarang. Jujur aja." Ucap Tara.

Rara diam seketika, biasanya Tara menjadi teman curhatnya tapi ia juga merasa malu kali ini.

"Ada yang terang-terangan deketin aku kak," ucap Rara.

"Siapa? Bagus dong kalau kamu ngerasa, terus udah kamu respon?"

Rara menghela nafasnya, "gak ada yang istimewa kak, dia masih punya perasaan sama masa lalunya. Dalam kata lain dia cuma jadiin aku pelampiasan."

Tara menoleh lalu tertawa kecil, "terus yang jadi masalahnya adalah kamu udah baper?" tebak Tara membuat Rara jadi salah tingkah.

"Kakak juga perempuan kan, pasti ngerti lah apa yang kakak rasain saat laki-laki memperlakukan kakak dengan istimewa." Ujar Rara membuat Tara menganggukkan kepalanya.

"Terus sekarang rencana kamu apa?"

"Aku gak tahu kak, menurut kakak dia laki-laki baik atau bukan?"

Tara menipiskan bibirnya, "coba beberapa hari ke depan jangan hubungi dia, kalau kamu gagal berarti kamu emang beneran suka sama dia."

"Terus kalau aku ternyata beneran suka sama dia dan dianya enggak gimana?" tanya Rara sambil mengerutkan keningnya.

Tara menoyor kepala adiknya dengan jari telunjuknya, "itu resikonya."

Bibir Rara mencuat sebal, ia paling tak suka jika begini. Dari dulu juga jika ada laki-laki yang terang-terangan menyukai Rara pasti akan Rara hempaskan tapi kali ini beda, rasanya Rara ingin berjuang sedikit.

"Dengerin kakak, sekali-kali kamu harus nunjukin rasa suka kamu ke dia." Ujar Tara lalu meninggal Rara sendirian.

Rara menghela nafasnya pelan lalu membawa botol minumnya dan beranjak pergi dari dapur.


•••

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tapi Rara tak kunjung memejamkan matanya, padahal biasanya ia tertidur di bawah jam sembilan.

Malam ini rasanya banyak yang Rara pikirkan.

"Apa aku chat Ali aja yah?" Rara bergumam.

Pasalnya Ali sedari tadi tak mengirim pesan padanya padahal biasanya Ali mengirim pesan apapun pada Rara.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang