Chapter 1

324 5 0
                                    

"Para pemain dalam cerita ini saya ambil dari anime Naruto kecuali tokoh utama yang saya ganti karna keperluan cerita dimana saya memerlukan tokoh pemain wanita dan bukannya laki-laki seperti dalam anime Naruto"

•••{Story Begin...}••


Tet tet tet...

Terdengar bunyi bel pulang sekolah yang membuat para siswa berjingkrak kegirangan.

"Horeeee!!!" seru para siswa penghuni kelas 3A Konoha High School.

"Baiklah karna bel sudah berbunyi terpaksa pelajaran hari ini sensei cukupkan sampai disini. Sampai bertemu besuk pagi dan selamat siang" ucap Asuma sensei mengakhiri pelajaran sejarah siang ini.

"Beri hormat!" seru ketua kelas memberi komando pada para siswa.

"Terima kasih untuk hari ini sensei!" seru para siswa kompak.

"Hn" gumam Asuma sensei singkat sambil mulai berjalan keluar meninggalkan ruang kelas 3A.

"Hah akhirnya selesai juga" hela ku (Naruko) membuang nafas penuh kelegaan setelah kepergian Asuma sensei.

"Rasanya aku hampir mati kebosanan tadi" sahut Gaara menimpali ucapan ku.

"Kau benar. Maksud ku hey pelajaran sejarah itu sungguh membosankan apalagi jam siang seperti ini" sanggah ku menambahi.

"Itulah maksud ku" sahut Gaara lemas meletakkan kepalanya di atas meja.

"Yang penting semua sudah selesai. Jadi apa rencana kita hari ini?" tanya ku kemudian pada Gaara.

Satu-satunya sahabat yang ku miliki dan benar-benar bisa di percaya.

Bicara soal teman aku memang punya banyak teman. Tapi Gaara itu berbeda, dia sahabat spesial karena kami telah saling mengenal dan berteman sejak kecil.

Kami berdua bahkan sengaja bersekolah di tempat yang sama sejak TK sampai SMA kelas 3 sekarang.

Bukan di sekolah favorit seperti Tokyo High School tapi hanya sekolah biasa seperti Konoha High School.

Bukan tanpa alasan kami berdua ada disini. Aku yang seorang yatim piatu jelas tak bisa bersekolah di tempat yang mahal sedangkan Gaara mungkin masih memiliki orang tua lengkap namun mereka selalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan kantor.

Bahkan untuk sekedar mengurusi sekolah anaknya saja orang tua Gaara tak sempat sama sekali. Alhasil Gaara memilih bersekolah di tempat ku agar kami berdua tak terpisahkan.

Hahaha lucu sekali alasan Gaara ketika itu.

"Nar Nar Naruko hey!" seru Gaara sambil mengibaskan tangannya di depan wajah ku.

"Eh yaa ada apa?" ujar ku sedikit terkejut.

"Kau melamun yaa! Ck dasar" decak Gaara agak jengkel.

"Hehehe maaf maaf. Jadi apa rencana kita hari ini?" tanya ku kemudian.

"Aku sudah menjawabnya tadi" jawab Gaara ketus.

"Eh benarkah? Memangnya rencana hari ini apa?" tanya ku tak mengerti.

"Tentu saja kau tak tahu, kau kan sibuk melamun sejak tadi dan membiarkan ku mengoceh sendirian seperti orang gila bukan" sahut Gaara jengkel.

"Hahay kau ini begitu saja marah" ujar ku sambil menyenggol lengan Gaara bermaksud bercanda.

"Hn" gumam Gaara acuh tak acuh sambil mulai membereskan mejanya.

"Keajaiban 39 Hari"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang