Part 24 - Serangan kedua

3.1K 138 0
                                    

Suara sepatu yang berbenturan dengan lantai itu menggema di lorong UGD. Rio yang berada disana sontak mengalihkan perhatian mereka kearah lorong yang menampilkan beberapa anak dengan seragam SMA.

Alify memimpin paling depan dengan Gibran. Rautnya sangat khawatir, ditambah peluh yang menghiasi keningnya.

"Gimana, Juna?" Tanyanya saat berhenti tepat dihadapan Rio.

"Masih didalam." Jawab Rio sekenannya.

Alify mengatur nafasnya yang terengah-engah. Dengan inisiatif, Rio mengelap peluh yang ada di kening itu. Alify sontak menunduk dan matanya menangkap noda yang ada di baju kekasihnya itu.

"I- ini.. apa?"

Rio melihat kearah seragamnya yang terlapisi jaket. Ada noda merah disana. "Kena, waktu gue angkut Juna ke Ambulance."

Alify mengarahkan tangannya untuk memegang darah itu. Seperti berusaha menghapusnya. "Gak apa, bisa hilang nanti."

Alify mendongak, menatap Rio. "Separah itu?"

Rio hanya bisa mengangguk membuat teman-teman Alify yang lainnya melesu.

"Bisa lo ceritain gimana kejadiannya?" Kini Gibran yang buka suara.

Rio mengangguk. "Boleh."

"Tadi gue selesai anterin Dio pulang, di jalan kebetulan lihat dia baru selesai dari minimarket. Mau nyebrang kayaknya. Karna gue lagi bawa motornya santai, gue ambil jalan pinggir. Tapi waktu Juna mau nyebrang, tiba-tiba ada motor kenceng banget yang nabrak dia. Gue otomatis langsung ngerem dan nyamperin Juna tanpa inget untuk perhatiin itu pelaku."

"Untungnya banyak warga yang nolongin juga. Gue langsung panggil Ambulance dan kesini. Tapi sebelumnya gue udah minta polisi untuk datang ke tkp."

Semuanya hampir tak bernafas ketika mendengar cerita dari Rio. Mereka tak menyangka jika Juna akan menjadi korban tabrakan seperti ini.

"Lo inget plat yang nabrak?"

Rio menggeleng. "Sorry."

Alify mendudukkan dirinya di kursi tunggu. Tangannya meraih ponsel yang ada di sakunya. Tak lama, ia langsung menempelkan ponsel itu ke telinganya.

"Halo? Ada apa, Fy?"

"Bang Riel, bisa bantu aku? Temen aku jadi korban tabrak lari. Sekarang udah di UGD."

"Oh, yang di depan minimarket?"

"Iya, Abang tau?"

"Abang yang dapat kasusnya, dek. Kamu tenang aja, kita bakal usut."

"Oke, Bang. Aku lega dengernya sekarang."

"Kamu jangan terlalu khawatir. Berfikiran yang positif aja ya."

"Iya, Bang."

"Oh ya, yang nolong ada disitu? Dia harus bersaksi nanti."

"Iya nanti aku kasih tau."

"Ya sudah, Abang tutup ya?"

"Iya, Bang."

Semua menatap kearah Alify yang baru menyelesaikan teleponnya. Tak munafik, semuanya mendengarkan percakapan itu.

"Tenang ya, Abang gue yang nanganin kasusnya." Ucapnya, padahal dirinya sendiri yang tak tenang.

***

Riel menatap rekaman cctv yang ada dihadapannya bersama rekan tim penyidik lainnya. Matanya mencoba untuk menajam pada beberapa adegan tertentu. Tangannya juga tak jarang menekan keyboard untuk menghentikan video sejenak.

Brandaly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang