Part 40 - Again.

2.5K 143 2
                                    

Brandaly Girl adalah cerita fiksi. Jadi segala hal bisa terjadi ya. ^^

***

"Rio.."

"Hm?"

"Kita putus yuk?"

Rio menghela nafasnya. "Tidur Lif.. tidur.."

"Gue ngerasa gue kotor, Yo. Gue ngerasa gak bisa jaga diri gue sendiri. Gue ngerasa gue lemah banget ngadepin dia aja gak bisa. Gue ngerasa gue udah khianatin lo. Gue-"

"Lif! Tau tidur gak? Pejamin mata lo terus jangan pikirin apapun. Bisa??" Rio berkata dengan nada yang ketus. Ia kesal karena Alify lagi-lagi meracau tak jelas. Jika Alify meminta maaf kembali mungkin Rio masih bisa memaklumi, tapi kalau malah minta putus seperti ini Rio tentunya tidak tinggal diam.

Alify menggeleng. "Gak bisa tidur."

"Ya kalau gak bisa tidur itu bilang! Bukan malah minta putus!"

Rio beranjak, membangunkan dirinya dan turun dari kasur Alify. Alify hanya bisa menatap Rio sendu. "Rio marah?"

Rio tak menjawab. Melainkan mengambil bekal makannya yang disimpan di meja depan sofa.

"Rio.."

"Gue gak marah. Gue lapar. Oke?" Balas Rio.

Alify bungkam. Ia malah menatap Rio yang sibuk membuka bekalnya yang ternyata cukup banyak. Alify hanya bisa menelan ludahnya sendiri ketika mencium harum masakan yang menggunggah seleranya. Ia ingin. Sungguh.

"Rio?"

Rio tak menjawab. Sepertinya pria itu memang kelaparan makanya menjadi sangat sensitif.

"Gue juga lapar."

Rio menoleh. Memperhatikan Alify yang belum mengubah posisinya sedikitpun. Sadar jika kekasihnya itu masih kesulitan untuk memindahkan dirinya sendiri.

Rio beranjak, menyimpan bekalnya di nakas samping kasur Alify. Lalu mengangkat wanita itu untuk berbaring dengan benar.

"Udah bisa duduk?" Tanyanya.

"Gak tau, tapi ini sakit." Rio mengatur kasur Alify agar membuatnya setengah berbaring.

"Makan ya?"

Alify mengangguk.

Rio mengambil bubur yang telah disediakan disana. Mungkin jatah makan Alify dari dokter karena terlihat jelas jika itu makanan khas rumah sakit.

"Aaaa.."

Alify membuka mulutnya. Melahap bubur yang sangat tidak menggunggah selera karena terbukti dari aroma dan penampilannya.

"Hambar." Komentar Alify.

"Namanya juga rumah sakit."

"Maaf ya, Yo."

Rio mengangguk meski wajahnya tidak menatap kearah Alify. "Tapi jangan diulangi lagi. Oke?"

"Ng!"

Rio tertawa mendengar jawaban Alify yang terkesan lucu. Seperti anak kecil. Alify juga ikut tertawa. Tapi ia tertawa karena melihat Rio yang tertawa karenanya.

Alify menerima suapan demi suapan meskipun rasa bubur itu semakin lama malah terasa pahit dilidahnya. "Udah ah, Yo."

"Untuk lo aja." Suruh Alify.

Rio menggeleng. "Gue mah sehat. Tuh dibawain bekel sama Mama."

Alify ikut memandang kotak makan yang Rio simpan diatas nakasnya. "Coba buka."

Brandaly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang