Alify baru terbangun dari tidurnya ketika jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Ia menggeliat untuk meregangkan otot-ototnya yang kaku sebelum memutuskan untuk pergi ke kamar mandi.
"Eh?"
Ingatannya baru sadar saat ia melihat dirinya didepan cermin. Ini adalah kamarnya dan juga pakaiannya sudah diganti menjadi baju tidur.
Dengan cepat ia mengambil ponselnya yang ada didalam tas, lalu menghubungi seseorang yang bisa memberinya penjelasan.
"Udah bangun tuan putri?"
Itu adalah sapaan Rio saat pria itu menerima panggilannya.
"Lo kok gak bangunin gue?!" Balas Alify dengan nada yang sedikit tinggi.
"Yang ada tuh lo susah dibangunin, Alify Gunawan.."
"Ih, terus siapa yang angkat gue ke kamar?"
"Ya gue lah. Tanggung jawab lo, badan lo berat bener. Kebanyakan dosa."
"Enak aja!" Komentar Alify tak terima.
"Kalau yang gantiin baju gue siapa?"
"Ya gue juga lah. Mau siapa lagi?"
"Rio! Serius ah!" Rengek Alify. Panik juga dia kalau benar Rio yang menggantikan bajunya.
"Bener Alify... tanyain aja ibu lo."
Alify menurut. Ia langsung keluar kamarnya dan menghampiri sang ibu yang tengah menemani Ayahnya makan.
"Kamu baru bangun? Mau makan?" Tawar Sarah ketika melihat Alify yang tutun dari tangga.
Alify menggeleng. "Aku mau tanya, yang gantiin aku baju siapa?"
"Ibu. Memangnya kenapa?" Jawab Sarah tenang.
Alify kembali menempelkan ponselnya ke telinga. "Rio!! Malu-maluin!"
Sedangkan disebrang sana Rio tertawa terbahak-bahak. Bahkan beberapa kali terbatuk akibat tersedak liurnya sendiri.
"Aduh, gue ngakak banget ngebegoin preman. Haha."
Alify menekan setiap langkahnya menuju meja makan. "Tau ah! Kesel! Gue matiin ya! Bye!!"
Ia langsung mematikan sambungannya dan melempar -tidak kencang- ponselnya keatas meja.
"Kenapa sih? Datang-datang langsung marah-marah?" Tanya Gunawan heran.
"Rio tuh! Ngebohongin! Orang baru bangun juga.."
Sarah terkekeh. "Jangan marahin dia, kasihan loh tadi dia yang angkat kamu ke kamar."
"Biarin! Biar tau rasa! Kenapa gak bang Riel atau kak Cakka aja sih?!"
"Cakka lagi ke luar kota, nemenin klien. Riel belum pulang. Paling dia nginep di kantor." Jelas Sarah lagi.
"Kamu makan dulu ya? Kata Rio kamu belum makan siang."
Alify mengangguk. Lalu menunggu Sarah yang melayaninya dengan mengambil nasi dan beberapa lauk.
"Tadi Malvin telfon Ayah loh." Ujar Gunawan.
"Oh ya? Tumben."
"Iya, dia minta Ayah untuk pinjemin dia yatch."
Mata Alify berbinar iri. "Ih, enak bisa liburan!!"
"Nanti kalau kamu libur sekolah, bisa kesana. Ajak temanmu juga boleh." Ujar Gunawan santai.
Alify mengangguk setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brandaly Girl
General Fiction[SUDAH DIREVISI] Terdapat beberapa kata kasar dan kissing didalam cerita ini. Mohon bijak dalam membaca. -------- Alify harus menerima ketika Ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki tiga putra yang mana ketiganya akan men...