Brandaly Girl adalah cerita fiksi. Jadi segala hal bisa terjadi ya. ^^
***
"Tahan emosi kamu, Vin. Ini kantor polisi!"
Malvin mendelik. "Mana bisa, Bang?! Adik aku sampai keganggu mentalnya gara-gara kelakuan orang brengsek kayak dia, aku masih bisa diem aja??"
"Iya, Abang juga tau. Tapi kita kan sudah menyerahkan ini ke kepolisian. Biarkan hukum yang berlaku untuk memberinya sanksi."
"Kalau kamu yang menghakimi sendiri, yang ada kamu juga ikut dihukum." Jelas Riel dengan tenang.
"Sekarang kamu pulang. Besok kamu harus take off ke Bali." Suruh Riel.
Malvin berdecak kesal. "Ya sudah aku pulang. Selama aku di Bali, Abang harus kasih tau aku gimana perkembangan kasus ini! Jangan sampai dia bebas dari hukuman!"
Mata Malvin beralih menatap nyalang pada Arka yang terduduk dibalik jeruji besi. "Liat aja kalau dia bebas dari hukuman. Gue suruh temen gay gue sodok dia sampai mentalnya ancur juga!!"
"Vin.. udah ih. Dijaga mulutnya, ini kantor polisi."
"Sana pulang!"
Riel sudah mengusirnya dua kali. Malvin segera pergi dari kantor itu sebelum menendang pintu sel tahanan hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.
Tak peduli bagaimana pandangan orang tentang keluarganya nanti. Yang Malvin ingin tahu, bagaimana pandangan orang tentang si bgst yang sudah membuat Adiknya celaka dan trauma hebat.
***
"Rio pulang..." Sapaan Rio kali ini tidak terlalu keras seperti biasanya. Hal itu membuat tatapan penuh tanya timbul dari kedua orangtuanya yang tengah berduaan diruang tv.
"Tumben." Komentar Ayahnya.
Memang benar. Banyak tumben Rio kali ini. Tumben tidak teriak saat datang agar semua orang tau jika dia baru sampai rumah. Tumben sudah pulang padahal bilangnya ingin ke Alify terlebih dulu. Yang terakhir Tumben tidak mengganggu kemesraan orangtuanya karena ia memilih duduk di single sofa.
"Gimana keadaan Alify, Yo? Belum sadar?" Tanya Mama Rio. Ia ikut prihatin saat Rio menceritakan perihal kemarin.
"Udah, Ma."
"Terus kenapa lesu gitu? Alify lupa ingatan tentang kamu ya?"
"Aw!" Papa Rio meringis tertahan ketika sang istri dengan keras menyikut perutnya.
"Papa kalau ngomong dijaga ah!" Marah Mama Rio.
Rio menghembuskan nafasnya. Terlihat sekali ia seperti sedang menanggung beban yang berat. Ia sedang tidak mood untuk sekedar membalas candaan Papanya itu.
Rio beranjak dari duduknya. "Rio mandi dulu ya, nanti malam mau ke Alify lagi."
"Makan dulu ya, Yo?"
Rio mengangguk. Lalu berjalan lesu menuju kamarnya.
Mama Rio kembali mencubit pinggang suaminya itu. "Tuh kan! Papa sih bercandanya kelewatan! Rio jadi makin lesu tuh!"
"Iya iya, maaf..." aku Papa Rio sambil mengusap perutnya yang terasa sakit.
"Udah ah, Mama mau masak dulu. Sana ke kamar Rio! Bujuk anaknya!" Suruh Mama Rio sambil beranjak menuju dapur. Menyisakan Papa Rio yang kehilangan sandaran kepalanya.
Tak lama Papa Rio menghampiri Kamar Rio yang berada dilantai atas. Seperti yang dibilang anaknya tadi, Rio kini tengah mandi. Terbukti dari suara air yang mengucur dari dalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandaly Girl
Ficción General[SUDAH DIREVISI] Terdapat beberapa kata kasar dan kissing didalam cerita ini. Mohon bijak dalam membaca. -------- Alify harus menerima ketika Ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki tiga putra yang mana ketiganya akan men...