Alify menatap orang yang berada dihadapannya dengan bingung. Setelah acara makan tadi usai, ia pamit pergi ke toilet. Namun, ia malah bertemu dengan teman sebangkunya itu, Rio.
"Lo ngapain sih narik-narik gue?!" Sentaknya.
Pasalnya Rio ini malah menariknya untuk keluar dari tempat makan mereka dan pamit secara asal didepan Ayahnya.
"Gue minta bantuan ke temen sebangku sendiri gak boleh?" Tanya Rio dengan nada seperti tak bersalah.
"Ya gak boleh lah. Gue juga kan ada urusan!"
"Urusan apa sih? Paling lo dijodohin doang. Mending temenin gue beli komik baru."
"Gak mau ah. Gue bukan wibu, gak akan berguna kalau lo ngajak gue."
"Ribet amat sih lo! Udah ikut gue aja susah amat."
Rio langsung menarik tangan Alify menuju toko buku dan menghampiri barisan buku yang berjajar rapih di rak. Alify yang sudah pasrah ditarik hanya bisa diam dan mencebik kesal.
Kini matanya menatap kearah buku yang ada dihadapannya. Matanya menatap aneh. Ini bukan rak komik.
"Yo, ini bukan rak komik." Ujar Alify sambil mendongakkan kepalanya menatap Rio yang jauh tinggi diatasnya.
"Tau, gue mau liat seseorang dulu." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun.
Alify yang penasaran, mengikuti arah pandang Rio. Ada sepasang manusia disana. Salah satunya wanita cantik dengan rambut panjang hitamnya, masih menggunakan seragam SMA.
"Pacar lo?"
Rio mengangguk.
Alify tersenyum meremehkan. "Selingkuh tuh."
"Tau anjir."
Alify semakin ingin tertawa ketika melihat wajah Rio yang sedang meredam amarahnya.
"Yo." Panggil Alify.
"Hm." Rio hanya membalasnya dengan berdeham.
"Rio ih!"
"Apa sih?!" Kali ini Alify berhasil membuat Rio ikut menatapnya.
"Kiss me."
"Lo gila?! Ogah!"
"Cepet anjing. Lo mau bales cewek lo itu ga?!"
"Ya gak ciuman di tempat umum juga!"
"Lama lo!"
Alify langsung mendorong tubuh Rio agar keluar dari rak yang menjadi penghalang mereka tadi. Tangannya langsung ia kalungkan di leher Rio dan matanya ia pejamkan. Ia berjinjit sedikit, lalu ia menempelkan bibirnya di sudut bibir Rio.
"Rio?"
Alify tersenyum sesaat sebelum melepaskan ciumannya dan menatap targetnya yang memakan umpan.
"Siapa ya? Temen lama Rio?"
Wanita itu terdiam. Matanya memilih terus menatap Rio yang masih terdiam.
"Kita putus aja, Yo." Ujarnya final sebelum membalikkan badannya.
"Yaudah, lo juga selingkuhkan? Kita impas."
Iya, itu Alify yang ngomong.
***
Alify baru saja turun dari boncengan motor Rio. Ternyata Ayahnya telah pulang lebih dulu sehingga Rio harus mengantarnya ke rumah.
"Lo gak mau berterima kasih dengan gue?" Tanya Alify sambil memberikan helmnya kepada Rio.
"Untuk apa?"
"Udah bikin lo putus?"
"Bangga gitu lo bikin orang putus? Asal lo tau aja itu first kiss gue."
"Ya emang itu bukan first kiss gue apa?!"
Rio sedikit terkejut dengan pernyataannya barusan.
"Tapi lo enteng banget nyium gue."
Alify berdecak. "Cuma nempelin bibir gue doang. Gak akan bikin hamil atau berbekas kan? Udah sana balik. Gue kira lo mau berterima kasih."
"Iya-iya makasih, Alif." Ujar Rio dengan nada bercanda.
"Alif Alif.. Alify!"
Rio hanya tertawa melihat raut kesal teman sebangkunya itu, lalu mulai menggas motornya itu meninggalkan Alify yang masih menyumpah serapahkannya.
***
Pagi itu, suasana sekolah sangat ramai dengan beberapa orang yang bergerombol disepanjang koridor. Mereka melihat sesuatu dari handphone yang mereka pegang lalu mengomentarinya dengan pedas.
Rio yang saat itu baru menginjakkan kaki di koridor merasakan hal aneh saat semua mata tertuju padanya. Apalagi orang-orang yang melihatnya bukanlah orang yang ia kenal.
Namun, saat ia memasuki kelas, semua teman-temannya itu segera memanggil namanya.
"HEH RIO FEBRIAN! SINI LO NYET!"
Dio berteriak dari ujung kelas setelah sebelumnya berkumpul dengan geng wanita.
"Apa sih? Gak usah teriak kali." Balas Rio tak mau kalah.
Dio menghampirinya sambil menunjukkan gambar yang ada didalam ponselnya. "Ini maksud lo apa, nyet? Lo mau nikung gue?!"
Rio melihat foto itu. Foto yang diambil kemarin, saat teman sebangkunya itu dengan nekat menempelkan bibirnya kepadanya.
"Siapa yang nyebarin? Fitnah ini." Responnya masih berusaha kalem.
"Udah kesebar di twitter kalau lo mau tau. Buru jelasin maksudnya apa!"
"Pokoknya gue sama Alify gak ada hubungan apa-apa, Dio. Lagipula lo bisa liat lah itu si Alif yang nyosor gue duluan. Mata gue melek loh disitu."
Dio kembali melihat foto yang ada diponselnya. Benar, ekspresi Rio seperti terkejut. Berbeda dengan Alify yang memejamkan matanya.
"Terus kenapa kesayangan gue nyiun lo?!"
Rio menggedikkan bahunya. "Ya mana gue tau! Tanya aja sana sama kesayangan lo!"
Setelah itu Rio langsung jalan ke bangkunya dan mendudukkan dirinya disana. Dio tak tinggal diam. Ia masih mengikuti Rio hingga duduk didepannya.
"Gue akan tetep disini sampe kesayangan gue datang!" Ucapnya.
"Terserah." Jawab Rio sebelum ia membuka komik yang barusan ia ambil dari kolong mejanya.
"Dio!"
Suara Alify yang berasal dari pintu kelas membuat semua teman-temannya ikut menengok. Termasuk Rio.
"Alify! Kesayangan! Sini sini gue butuh klarifikasi!" Ujar Dio dengan heboh.
Alify menatap bingung. Ia masih bertahan diambang pintu. "Klarifikasi apaan sih?! Lo ijinin gue ya hari ini."
"Lo beneran ciuman sama Rio di toko buku?"
Alify berdecak. "Alah! Bukan ciuman bego, cuma nempel doang. Gak penting dibahas. Pokoknya lu ijinin gue hari ini. Nanti kalau berhasil gue kasih lu tempelan juga. Bye!"
Alify langsung menghilang dengan berlari dari kelasnya. Seketika kelas menjadi riuh ketika menyadari pernyataan Alify barusan.
"Gila si Alify enteng banget sama ciuman."
"Pasti sering dia begitu sama si Gibran."
"Yoi, dia kan hampir setiap hari dianterin si Gibran."
"Eh lo nyadar gak sih kalimat terakhir dia?"
"ANJIR DIO LO MAU DAPET CIUMAN JUGA!"
Setelah teriakan itu, Dio langsung terduduk lemas dibangkunya dengan senyum mesem bak sedang jatuh cinta.
Sedangkan dibelakangnya Rio terdiam dengan satu tangan yang menyentuh bibirnya.
'Jadi dia anggap enteng first kiss gue?"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Brandaly Girl
Fiksi Umum[SUDAH DIREVISI] Terdapat beberapa kata kasar dan kissing didalam cerita ini. Mohon bijak dalam membaca. -------- Alify harus menerima ketika Ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki tiga putra yang mana ketiganya akan men...