Alify bersandar di paha Rio yang sedangkan sang sandaran terduduk menekuk kakinya diatas sofa yang ada di kamarnya. Mereka baru selesai makan malam dan memasak oleh-oleh yang kata Rio biasa saja.
Alify mengambil jagung rebus yang ada di meja didepannya. "Kok lo gak bilang kalau Papa lo orang Bandung?"
"Lo gak nanya."
Alify mendelik kesal. "Males ih kalau ngomong sama lo!"
"Ya emang bener lagi. TMI banget kalau gue tiba-tiba bilang."
"Tau ah! Males ngomong sama Rio!" Rajuk Alify yang langsung menyibukkan dirinya dengan ponsel dan jagungnya. Sedangkan Rio kembali fokus menonton film yang ditayangkan di salah satu saluran televisi luar negeri.
"Eh, btw gimana yang nyerang Juna sama Gibran? Udah bales chat lo?" Tanya Rio ketika mengingat obrolan mereka saat di kelas.
"Oh iya, dia ada bales. Bentar gue cari dulu."
"Nih." Alify memberikan ponselnya kepada Rio yang sudah menunjukkan display chat.

"Anjir gue ngakak!" Rio tertawa keras sampai-sampai Alify yang sedang tiduran di pahanya merasa terganggu.
"Bahasa lu kasar banget, Lif. Haha. Tapi gak apa, bagus bagus." Tangan Rio terjulur untuk mengacak rambut Alify dengan gemas.
Alify merenggut. "Kebiasaan kayak Malvin. Suka acak-acak rambut!"
"Eh tapi beneran lo mau ikut gue nanti?"
Rio mengangguk.
"Gak takut?"
"Gue lebih takut kalau lo kenapa-napa, Lif." Jawab Rio dengan tenang.
"Apaan sih!" Gerutu Alify dengan wajah yang dikesalkan tapi pipinya bersemu merah.
"Inget ya, kita gak ada romantis-romantisan!"
Rio memutar matanya, jengah. "Iya iya. Bosen dengernya."
Alify hanya tersenyum lalu kembali fokus dengan ponselnya.
"Lif.."
"Hm?"
"Kita kan lagi berdua nih.."
"Hm.."
"Cium dong."
Cup
"Udah."
Rio menatap Alify tak percaya. "YA ANJIR! MASA DI TANGAN?! APA YANG DIRASAA??"
"Biarin! Dibilang dosa ya dosa! Zina ya zina!"
"Ya udah ayo nikah biar halal!"
"Nikah nikah pala lu! Sana nikah sama bayangan lu sendiri!" Ujar Alify kesal lalu mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap ke TV, membelakangi Rio.
***
"Gibran!"
Gibran menghentikan langkahnya yang hendak keluar dari kamar mandi ketika mendengar seseorang memanggilnya.
"Iya? Kenapa, Yo?"
Rio melangkah mendekati Gibran. Mereka kini sedang berada di kamar mandi -bukan dibilik wc dan Rio sudah memastikan jika hanya ada mereka berdua disana.
"Lo tau kalau pulang sekolah Alif diajak ketemuan sama orang?"
Gibran menggeleng. "Siapa?"
"Gue gak yakin pasti sih, tapi dugaan gue dia yang nyerang lo sama Juna."

KAMU SEDANG MEMBACA
Brandaly Girl
General Fiction[SUDAH DIREVISI] Terdapat beberapa kata kasar dan kissing didalam cerita ini. Mohon bijak dalam membaca. -------- Alify harus menerima ketika Ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki tiga putra yang mana ketiganya akan men...