Part 14 - Fitting

5.1K 311 14
                                    

Alify sudah menceritakan semua yang ia alami kemarin dan Gunawan berusaha untuk memaklumi itu mengingat keluarga teman anaknya sangat menjamu Alify dengan baik. Bagaimanapun ia ingat jika ini salah satu akibat dari kemarahannya yang sangat melukai hati putri semata wayangnya itu.

Kini keduanya ada didalam mobil. Menuju suatu tempat yang sepertinya masih asing menurut Alify.

"Kita makan di rumah tante Sarah ya?"

Alify mendelik kesal. "Kenapa gak bilang dulu? Kita baru baikan loh?!"

Gunawan tersenyum menanggapi protes anaknya. "Tante Sarah yang ajak, Ayah lupa bilang. Lagipula didalamnya ada Malvin juga kok."

Mendengar hal itu, Alify mengangguk. "Ya sudah, oke."

Keduanya turun dari mobil ketika mesin itu telah berhenti tepat depan garasi. Sarah tersenyum menyambut mereka. Bercipika-cipiki dengan Ayahnya sebelum memeluk dan merangkulnya.

"Ayo masuk, Tante masak banyak untuk kamu." Ujarnya dengan senyum seperti biasa.

Alify hanya bisa diam menurut walau ekspresinya masih sedikit kesal.

Ruang makan itu sudah diisi oleh tiga pria yang wajahnya tidak asing untuk Alify. Gunawan langsung menyapa ketiganya dan dibalas oleh mereka, kecuali Malvin yang malah melemparkan senyum akrabnya ke Alify.

"Sini, Fy." Malvin menunjuk kursi kosong yang ada disampingnya.

Dengan senang hati, Alify langsung berjalan menuju Malvin dan duduk tepat disamping pria itu. Membuat empat pasang mata menatap kearah mereka. Pasalnya, Alify menyunggingkan senyum bahagia diwajahnya yang selama ini -Gunawan pun baru melihatnya.

"Gimana tadi?" Tanya Malvin.

"Nanti gue ceritain deh, habis makan."

"Oke, ke kamar gue ya."

Alify mengangguk.

"Kalian akrab banget. Sejak kapan?" Riel bertanya kepada adik bungsunya itu. Ia baru saja pulang setelah beberapa hari pergi keluar kota dan terakhir bertemu mereka saat ia dikeroyok saat itu.

"Semenjak pertama ketemu. Langsung klop aja, gitu." Jawab Alify mewakili.

Riel masih memandang keduanya penuh curiga. Pasalnya, kedua adiknya ini memiliki sifat yang sama dan akan celaka jika di satukan.

"Kalian jangan macam-macam ya! Ingat, Kakak kalian itu Polisi dan pengacara!" Ujar Riel memperingati.

"Sudah sudah, kamu ini terlalu protektif ke adik kamu. Biarin, asal kita percaya ke mereka, pasti mereka gak akan mengecewakan kita." Tante Sarah itu menengahi.

"Ayo makan, nanti lauknya keburu dingin." Lanjutnya sambil mengambilkan nasi untuk Gunawan.

"Lo mau apa? Biar gue ambilin." Ucapan Malvin yang ditujukan untuk Alify membuat keempat pasang mata itu menatap kearah mereka.

"Sayur dong."

"Mau diet lu? Halah, badan cungkring mau diet. Biar jadi apa? Lidi?" Ejek Malvin namun tetap menuruti permintaan calon adiknya itu.

"Apaan sih! Gue belum selesai ngomong. Gue mau sayur sama ikan asam manisnya." Lanjut Alify dengan nada bercanda.

Malvin tertawa menanggapi. Entah mengapa keduanya menjadi tertawa bersama dan sesekali bercanda. Memberikan rasa heran kepada empat pasang mata yang memperhatikan keduanya.

"Cakka hari ini gak ada sidang?" Gunawan sengaja membuka pembicaraan agar yang lain tidak terlalu fokus terhadap Alify.

Cakka menggeleng. "Kan memang sudah sengaja, Yah. Khusus hari ini minta kosongkan jadwal."

Brandaly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang