Alify hampir menendang tulang kering Rio jika saja pria itu tidak cepat-cepat mengunci kakinya juga.
"Nakal banget ya anaknya bapak Gunawan? Mau gue bikin gak bisa jalan beneran??"
"Anjing, Rio! Lepasin tangan sama kaki lo!!" Pekik Alify saking kesalnya. Rio benar-benar mengunci dirinya dengan tubuhnya sendiri.
Cup
"Karena lo udah berani ngomong kasar ke gue." ucapnya sebelum melepaskan kunciannya di tubuh Alify.
"Sekali lagi lo ngomong kasar, gue bakal bikin lo kehabisan nafas. Paham?"
"Enggak!" Lawan Alify tak ada takut-takutnya.
Rio menghembuskan nafasnya dengan kasar, mulai lelah menghadapi tingkah pacarnya yang pemberontak ini. "Oke, ini salah lo sendiri ya."
Dengan gerakan cepat, Rio mendorong tubuh Alify menjadi berbaring di kasur. Lalu disusul dengan dirinya yang juga berbaring.
Tangannya tak tinggal diam. Dengan kurang ajar ia mengalungkan tangannya dipinggang Alify. Memeluknya dengan erat sehingga kepala Alify menempel dengan dadanya.
Ah, jangan lupa juga kakinya. Kakinya sengaja menimpa kaki Alify sehingga wanita itu benar-benar tak bisa bergerak lagi.
"Apa-apaan sih lo?!" Marah Alify masih tak terima. Ia semakin kesulitan bergerak, ditambah kasur di ruang uks yang sangat sempit ini.
"Nidurin lo." Jawab Rio santai. Matanya mulai terpejam saat itu juga.
Alify masih berusaha mengeluarkan tangannya yang terjepit diantara tubuhnya dan Rio, namun tampaknya tak ada hasil yang diberikan.
Lelah dengan usahanya, Alify memajukan bibirnya. Cemberut. Ia mengangkat kepalanya, melihat Rio yang matanya sudah terpejam.
"Apa? Mau cium gue?"
Alify langsung memalingkan wajahnya ketika Rio tiba-tiba bersuara. Sialan, lelaki itu ternyata masih bisa mengintip dalam matanya yang terpejam.
"Tidur Alify.. bersyukur nih gue nemenin lo bolos."
"Mana uks juga gue kunci, makin gak akan ada yang bisa gangguin kita." Gumam Rio sambil satu tangannya mengelus surai Alify dengan lembut.
Alify yang seperti kucing -keenakan kalau dielus, mulai memejamkan matanya. Tangannya yang sedikit terbebas -karena satu tangan Rio terangkat mengelus rambutnya- malah ia lingkarkan di pinggang Rio. Lalu ia peluk dengan erat.
Tak butuh waktu lama sampai Alify terjatuh kedalam alam bawah sadarnya. Terbukti saat Rio yang hanya berpura-pura tidur mendengar dengkuran halus dari mulut Alify yang sedikjt terbuka.
"Anjing, pacar gue lucu amat sih."
***
Gibran dan yang lainnya sudah berdiskusi tentang rencana pembalasan mereka. Meskipun Dio bukan salah satu bagian mereka, melihat Alify yang begitu marah membuat mereka ingin membantu. Ditambah yang melakukan hal tersebut adalah musuh mereka sendiri.
Kini mereka sudah membawa senja masing-masing. Mereka sudah berkumpul disalah satu lapangan yang berada di gang sepi. Jarang sekali kendaraan melewati jalanan ini sehingga cukup aman bagi mereka.
Bugh!!
"Aarghh!"
Sebuah batu berhasil mengenai kening Hiro membuat yang lain menatap nyalang kepada segerombolan yang baru datang.
Pemimpin mereka berjalan di paling depan, dengan dagu yang diangkat tinggi-tinggi menunjukkan bahwa ia adalah si jagoan.
"Sini lo anjing! Jangan berani lempar batu doang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandaly Girl
General Fiction[SUDAH DIREVISI] Terdapat beberapa kata kasar dan kissing didalam cerita ini. Mohon bijak dalam membaca. -------- Alify harus menerima ketika Ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki tiga putra yang mana ketiganya akan men...