Part 33 - kabar buruk.

2.1K 133 1
                                    

Alify sudah berada di tempat dimana ia dan Arka berjanji bertemu. Ia telah menunggu lumayan lama setelah selesai dengan urusannya sebelumnya. Matanya terus fokus ke sekelilingnya, waspada karena segala macam hal bisa terjadi.

"Seperti biasa, lo selalu datang lebih dulu." Suara itu menyapa dari belakang tubuh Alify.

Alify dengan sigap membalikan badannya sehingga langsung berhadapan dengan orang itu. "Bikin kaget."

"Gue tadi bolos jam terakhir, jadi langsung kesini."

Arka menganggukkan kepalanya. "Pantes."

"Sekarang langsung aja deh, gue pengen lo cepet berenti ganggu temen-temen gue!" Ujar Alify dengan nada yang serius.

"Gak semudah itu, Alify. Lo kira gue gak tau apa yang lo punya? Gimana kalau gue manfaatin dulu?" Tanya Arka dengan smirknya.

"Maksud lo?"

"Ayah lo kaya, pacar lo perhatian, abang lo polisi, pengacara, satu lagi si Malvin yang mau sekolah di pelayaran. Kayaknya bakal seru kalau gue bikin mereka khawatir."

Alify menggeleng cepat. "Jangan macem-macem!"

Arka masih menunjukkan smirknya. Ia melangkahkan kakinya menjadi lebih dekat dengan Alify. "Gak akan macem-macem, cuma satu aja."

"Berhenti atau gue teriak?!" Ancam Alify.

Ia memundurkan langkahnya agar tidak bertubrukan dengan si bangsat itu. Namun yang ia dapatkan malah dua orang yang sudah berada dibelakangnya, menahan tubuhnya dan mengikat tangannya.

"LEPAS!! LEPASIN ANJING!!"

"Kenapa? Lo katanya mau selesain semua? Ayo kita senang-senang sebelum semuanya selesai.."

Alify terus berontak. "GAK SUDI GUE SAMA LO! LEPASS!!"

Arka memberikan kode kepada kedua suruhannya itu. Alify tak bisa melihat apa kode yang dimaksud hingga sebuah sapu tangan menyumpal pernafasannya dan membuatnya tak sadarkan diri.

***

Rio baru sampai di rumah sakit dimana Gibran dan yang lainnya masih dirawat. Ia tersenyum ketika melihat Riel yang sedang berada diruangan mereka.

"Gak sama Alify, Yo?" Tanya Riel ketika Rio sudah berada didekatnya.

Rio mengernyit heran. "Bukannya Alify disini?"

Gibran dan yang lainnya menggeleng. "Gak ada kok. Lagian dari tadi Bang Riel yang disini."

Perasaan Rio mulai tidak enak. Ada yang Alify sembunyikan dan tidak dia beritahu kepada siapapun.

"Emang dia pergi dari kapan?" Tanya Riel yang wajahnya sudah mulai panik juga.

"Dari istirahat. Gue yang anter dia sampai gerbang. Bilangnya dia mau nengok kalian karena nanti sore mau telfonan bareng Kak Malvin." Aku Rio.

"Bang, gue yakin ada yang gak beres." Ujar Gibran mewakili yang lain.

Rio langsung menghubungi ponsel Alify, namun yang menjawab malah operator yang mengatakan bahwa nomor yang ia tuju sedang tidak aktif. Rio menggeleng menatap Riel yang juga menatapnya.

"Coba Abang telfon Malvin dulu, siapa tau Alify bilang ke dia." Ujar Riel yang diangguki oleh yang lainnya.

"Halo, bang?" Sapa Malvin dari sebrang sana.

"Kamu terakhir kali chat sama Alify kapan?" Tanya Riel to the point.

"Jam 10 tadi. Kenapa emangnya?"

Brandaly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang