Part 35 - Hopeless

2K 130 2
                                    

Alify menatap nyalang pada pria didepannya itu. Ia benar-benar murka kali ini. Jika ada tahapan dalam murka, ia berada di titik paling tinggi murka itu.

Saat ia bangun dari pingsannya tadi, ia sudah dalam posisi terikat di tangan dan kakinya dengan posisi terduduk. Mulutnya juga tertempel selotip besar sehingga membuatnya kesulitan berbicara. Beruntung saat ia sadar selotip itu langsung dilepas. Namun tentunya dengan maksud tertentu.

"Lepasin gue, Babi!" Geram Alify masih berusaha melepaskan ikatannya. Tak peduli tangannya yang akan terluka karena tergores dengan permukaan tali itu.

Arka menatap Alify dengan senyum sinisnya. Tanganya ia lipat didepan dada. "Gak rame dong kalau lo gue lepasin sekarang. Belum aja gue apa-apain?"

"Bangst! Brengsek! Beraninya sama perempuan!!"

"Halo? Gak salah? Temen lo tuh yang beraninya lecehin pacar orang!"

"Bukan temen gue, Anjing!!"

Arka mengibaskan tangannya. "Terserah, yang jelas dia dari sekolah lo."

Kemudian Arka mendekatkan dirinya pada Alify. Ia menyingkapkan rambut Alify yang menghalangi wajahnya ke belakang telinga.

"Dilihat-lihat, lo cantik juga..."

Alify menggeleng. Berusaha menolak sentuhan tangan kotor Arka. "Jangan sentuh-sentuh gue!"

"Sayang lah kalau gue abaikan gitu aja. Mumpung lo gak bisa gerak juga." Jawab Arka dengan senyum miringnya.

Brak brak brak

Alify berontak dari kursinya sendiri. Ia menggerakkan tubuhnya bagai orang kesetanan hanya untuk menghalau sentuhan tangan Arka yang menjalar ke setiap wajahnya.

"Gak mau! Lepas!!"

Plakk

Arka melayangkan tamparannya pada pipi kiri Alify. "DIAM!!"

"Berisik banget! Mau mulut lo gue tutup lagi?!!"

Tangan Arka mengambil dagu Alify dan mencengkramnya.

"Guys, ambil minumannya sekarang." Suruh Arka kepada salah satu anak buahnya yang sejak tadi berada dibelakangnya.

Salah satu dari mereka memberikan botol wine kepada Arka. Arka tersenyum miring melihat Alify yang semakin menggelengkan kepalanya. Ia bahkan menggumamkan kata-kata namun tak bisa keluar karena rahangnya yang tertahan tangan Arka.

"Mau bicara, cantik?"

"Hmmp.. hmmp!!!"

Alify berteriak sekeras mungkin sekuat tenaganya. Ia masih berusaha untuk memberontak walau tangannya sudah kesakitan.

Air matanya bahkan sudah turun saat cengkraman di rahangnya semakin keras. Ia benar-benar takut saat ini. Apalagi Arka dengan wajah sinisnya membuka botol wine itu dengan mudah.

"Lo harus coba ini, cantik.."

Botol berbahan beling itu menempel sempurna dibibir Alify. Alify terus berusaha menggerakkan kepalanya walau cengkraman Arka malah semakin menguat. Ia bahkan sampai memohon walau suaranya teredam karena mulutnya sendiri.

"Buka mulutnya!!" Geram Arka.

"Hhmmmp! Hmmpp... hmmpp..."

"Ngomong apa sih lo, JALNG?!" Kesal Arka. Ia dengan kasar melepas cengkramannya membuat isakan Alify kini terdengar.

"Please.. gue gak mau.." mohonnya kali ini.

Arka tertawa remeh. "Telat, Tuan putri.."

Dengan gerakan cepat, Arka mencengkam lagi rahang Alify dan menahannya karena mulutnya dalam posisi terbuka. Alify memberontak semakin keras. Bahkan suaranya sudah nyaris serak.

Brandaly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang