"Test Test, ada laporan masuk, Tuan. Ganti!"
Gunawan yang masih mengendarai mobilnya itu segera menyalakan sejenis walkie-talkie yang terhubung dimobilnya.
"Sinyal diterima. Ada apa?"
"Kami sudah berada di dekat lokasi, Tuan. Sesuai dengan link yang Tuan kirim. Jangan dulu ganti, Tuan. Saya akan menjelaskannya."
"Silahkan."
"Link yang Tuan berikan ada dua. Link pertama ditemukan lebih dulu oleh regu A yang ternyata berada dipinggir jalan. Gps tersebut terjatuh di kilometer 73 setelah pintu Tol keluar."
"Regu B berhasil sampai di titik link kedua. Kami belum mendekat ke lokasi karena tkp merupakan sebuah rumah usang yang tak terurus. Dugaan sementara kami rumah itu dijadikan tempat mereka untuk menyekap Nona Alify."
"Salah dua tim kami berhasil mendekat untuk menyimpan penyadap suara dan kamera tersembunyi. Selanjutnya akan dihubungkan kepada Tuan."
"Baik, silahkan hubungkan."
"Rio, tolong buka tempat itu. Ada iPad disana." Suruh Gunawan masih dengan tatapan yang sibuk menyetir.
Rio menurut. Ia segera mengambil iPad yang ada disana. Lalu mengikuti perintah Gunawan selanjutnya untuk menyalakan dan menghubungkan iPad tersebut dengan kabel yang ada.
Muncul sebuah video live yang sepertinya berasal dari kamera tersembunyi yang dimaksud tadi. Rio memperhatikan dengan seksama. Tidak ada apa-apa disana. Suasananya juga hening dan ruangannya terlihat gelap.
"Bagi rokok!"
Suara itu samar-sama mulai terdengar. Disusul dengan suara sepatu yang beradu dengan lantai lalu tiga orang beseragam putih abu muncul dari arah dalam.
"Minuman tadi mana, Bos?"
"Ambil sana! Gue beli dua tadi."
Mata Rio menajam melihat seseorang yang pernah ia temui itu. Benar, itu adalah Arka. Si bgst yang pernah melukai Alify didepan matanya sendiri.
"Bener, Om. Ini mereka." Ujar Rio. Matanya tidak bisa berpaling dari layar iPad yang ada ditangannya.
"Bos, kalau dia bangun bakal lo apain lagi?"
"Hm.. dicicipin enak kali ya?"
"Hahaha, lo bener-bener pengen bales dendam, Bos? Gak takut lo sama keluarganya?"
"Emang gue pernah main-main? Ngapain gue takut sama keluarga. Cuma orang kaya sama Polisi mah, kecilll."
"Bener juga sih. Lagian mereka mana bisa nemuin ni bocah."
"Lo mau bikin dia mati, Bos? Kayaknya tu anak pingsan lagi."
"Gue gak tau. Mau dia mati atau engga. Setidaknya kita cicipin dulu lah.. iye gak?"
"Hahaha hahaha.."
Rio menggeram tertahan. Ia tak terima. Bagaimana bisa pacarnya sendiri ingin dilecehi oleh pria lain?! Rio menggelengkan kepalanya. Tangannya mengepal. Bahkan wajahnya memerah hingga ke telinga karena emosi.
Gunawan tidak kalah emosi. Ia semakin menambah kecepatannya ketika melihat regu A yang artinya ia telah melewati kilometer 73. Sedikit lagi, ia akan menemukan anaknya dan menyeret para pelaku ke meja hijau.
Tangan Gunawan terulur untuk mengaktifkan kembali alat komunikasi mereka.
"Roger! Kepung tempat itu dengan Senjata Api dan cepat temui letak putri saya. Lima menit lagi saya sampai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandaly Girl
Ficción General[SUDAH DIREVISI] Terdapat beberapa kata kasar dan kissing didalam cerita ini. Mohon bijak dalam membaca. -------- Alify harus menerima ketika Ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki tiga putra yang mana ketiganya akan men...