Brandaly Girl adalah cerita fiksi. Jadi segala hal bisa terjadi ya. ^^
***
Rio dan beberapa orang suruhan Ayah Alify bergerak ke belakang rumah tersebut. Mereka mencari pintu masuk yang setidaknya berada di belakang. Gunawan menyuruhnya untuk mencari Alify lewat belakang sedangkan ia dan kedua kakak Alify akan mengamankan para pelaku.
"Gak ada, Mas." Lapor salah satu dari mereka yang sudah mencari ke sisi lain.
Rio berkacak pinggang sambil berpikir. Ia melihat kearah atas bangunan tersebut yang tingginya kurang lebih hanya 2,5 meter. Sangat kecil untuk bangunan layak pada umumnya.
"Kita lewat atas. Bobol atapnya, gimana?" Tawar Rio.
Mereka mengangguk. Lalu mulai mencoba untuk naik keatap dengan tangga yang mereka temukan. Seorang memegang senter untuk mengarahkan kepada mereka. Seorang lagi membantu Rio menyingkirkan genting yang ada hingga membuat suatu lubang agar dirinya masuk.
"Alify.."
Rio bergumam ketika melihat sesosok kekasihnya yang tergeletak dengan posisi terikat di kursi. Ia dengan cepat menyingkirkan genting-genting itu hingga ia bisa dengan cepat masuk kesana.
"Mas, hati-hati, Mas."
Rio mengabaikan ucapan suruhan Gunawan itu. Pikirannya sudah fokus untuk menyelamatkan Alify yang tergeletak disana. Tanpa ragu, Rio meloncat dari atap sana menuju kardus-kardus yang tepat berada dibawahnya.
Untung Tuhan masih menyayanginya, kardus tersebut memang kosong sehingga mengurangi rasa sakit akibat benturan tubuh.
"Lif? Alify?!"
Rio menyentuh kulit pucat Alify yang dingin. Ia panik. Alifynya benar-benar pucat. Bahkan ia melihat beberapa lebam serta bau Alkohol disana.
Dengan tergesa Rio membuka semua ikatan pada Kaki dan Tangan Alify. Tak peduli berapa rumit ikatan itu, ia membukanya dengan tergesa. Setelah bebas, ia tarik kekasihnya itu kedalam pelukannya. Ia pakaikan jaketnya pada tubuh Alify yang sangat lemah.
"Please, bertahan... Lo aman sekarang..." bisik Rio sebelum mendaratkan kecupannya di kening.
Rio segera menggendong Alify bertepatan dengan bunyi tembakan yang artinya mereka telah melumpuhkan si bgst dan anak buahnya.
"ALIFY!"
Gunawan menghampiri Rio untuk mengambil alih anaknya, namun Rio tahan.
"Kita harus bawa ke rumah sakit sekarang, Om." Ujar Rio dengan suara yang serak.
Iya, dia menahan tangisannya sendiri.
"Biar suruhan Ayah yang nyetir. Ayah lagi panik." Suruh Riel kepada Gunawan yang memang benar terlihat dari raut wajahnya.
Gunawan menyerahkan kuncinya lada salah satu suruhannya lalu segera membantu Rio untuk membopong Alify.
***
"Aman, kan?"
Malvin meringis tertahan, lalu membuka jaketnya guna memperlihatkan pakaiannya yang tidak ada noda darah sedikit pun. Matanya menyipit bersamaan dengan cengiran yang tercipta di mulutnya.
"Aman!"
Riel ikut tersenyum. Ia segera membantu Malvin yang sengaja akting tertembak tadi. Sedangkan Arka yang memang ia tembak dibagian kakinya.
Beberapa personil polisi datang menghampiri lokasi yang sudah mereka amankan. Riel dan Malvin mengurus mereka lebih dulu sebelum ikut menyusul ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandaly Girl
General Fiction[SUDAH DIREVISI] Terdapat beberapa kata kasar dan kissing didalam cerita ini. Mohon bijak dalam membaca. -------- Alify harus menerima ketika Ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki tiga putra yang mana ketiganya akan men...