Part 25 - Jalan.

2.5K 139 1
                                    

Alify baru saja pulang setelah menjenguk Juna di rumah sakit sepulang sekolah. Ia disambut oleh Ibunya serta Malvin yang terlihat sedang berbenah dengan koper besar didepan mereka.

"Malvin mau kemana?" Tanyanya langsung tanya mengucap salam.

"Oh, Alify sudah pulang. Sini, nak. Mau makan?" Tanya Sarah seperti biasa. Sudah ritual sepertinya untuk menyambut Alify dengan pertanyaan itu.

"Belum, Bu."

"Ini Malvin mau kemana? Kok siapin koper segala?"

"Gue berangkat nanti Sabtu, Fy. Ada cek fisik dulu." Jelas Malvin hati-hati. Ia tau jika adiknya itu sebenarnya belum rela.

Alify kecewa. Jujur saja. Tadinya ia ingin menceritakan tentang pesan misterius itu, namun ia memilih untuk mengurungkannya.

"Oh, lama banget ya?"

Malvin menggeleng. "Mungkin beberapa hari. Baru cek fisik aja kok, tapi sekalian aja nyicil bawa barang-barang."

Alify menganggukkan kepalanya. "Ya udah deh, aku mau ke kamar ya. Capek."

"Eh, gak makan dulu?" Cegah Sarah.

"Nanti aja kalau lapar. Aku bisa makan sendiri." Ujarnya lalu memasuki kamarnya.

Malvin menatap ibunya. "Lihat kan, Bu. Dia pasti masih kecewa."

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Kamu bujuk dia nanti ya. Ajak jalan-jalan nanti, habiskan waktu bersama."

Malvin hanya mengangguk sebagai balasan untuk Ibunya. Ia lanjut membereskan barang-barangnya yang akan dimasukan kedalam koper.

***

Tok tok tok

"Fy? Boleh masuk?"

Alify langsung bangkit ketika mendengar suara Malvin dibalik pintu kamarnya. Ia segera duduk diatas kasur dan menyandarkan tubuhnya pada tembok.

"Iya, masuk aja."

Suara pintu dibuka, Malvin datang. Tidak membawa apa-apa kali ini. Ia hanya berbekal tangan kosong.

"Jum'at jangan sekolah, ya." Ujar Malvin langsung ketika ia sudah duduk diatas kasur adiknya itu.

"Kenapa?"

"Gue mau ajak lo main."

Alify mengerutkan keningnya. "Tumben."

"Yeh, mau gak?"

"Gak mau, ah. Bentar lagi UAS." Tolaknya.

"Tuh, lo tuh yang tumben. Biasanya mau diajak mabal."

Alify mendelik. "Yaudah yaudah, kemana emangnya?"

"Kemana aja. Terserah lo."

"Tuh kan, males ah kalau gak ada tujuannya."

Malvin tertawa melihat Alify yang terkesan ngambek. "Udah pokoknya liat Jum'at aja. Udah ya, jangan sedih lagi."

"Sedih apaan sih?!" Jawabnya ketus.

"Sedih ditinggal gue lah." Balas Malvin kepedean.

"Pede lu! Pergi tinggal pergi!"

***

Bel pulang sekolah telah dibunyikan. Alify sengaja memperlambat gerakannya agar bisa pulang terakhir setelah kelas sepi. Rio yang menyadari itu, justru ikut melambatkan beres-beresnya. Ia malah memperhatikan teman sebangku yang merangkap menjadi kekasihnya itu dengan tatapan yang lembut.

"Yo, pulang bareng gue apa pacar?" Tanya Dio yang tampaknya sudah siap bergegas pulang.

Rio menoleh, "Sama pacar. Lo duluan aja."

Brandaly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang