18. Match.

14.7K 2.1K 360
                                        

Haiii.

***
Soobin menatap kearah lapangan basket disana pacarnya sedang bertanding, entah kenapa dirinya kesal sekali dengan cewek yang sedang asik menggerakan tubuhnya itu.

Ah lebih jelasnya anak-anak cheerleader, Soobin benci sama mereka.

Dia tidak menonton pertandingan karena sorakan mereka yang terdengar menjijikan apalagi mereka bertingkah genit begitu, emangnya itu buat apa sih, biar para pemain bersemangat?

Ah iya, Soobin lihat emang ada banyak cowok yang bersemangat tapi bukan anak cowok yang sedang bermain.

Saat ini Soobin duduk dekat sekali dengan lapangan karena pacarnya yang menempatkan dia disini, lagipula disini nontonnya lebih jelas dan emang benar, dia puas sekali menontonnya.

Walaupun sebenarnya dia tidak fokus menonton pertandingan gara-gara anak-anak cewek itu, berisik sekali.

Soobin melihat Yeonjun melambaikan tangannya kearah Soobin tapi kenapa yang heboh anak cewek di belakang Soobin coba.

Apa pacarnya melambaikan tangannya itu ke anak cewek dibelakangnya ya? Soobin bingung juga.

Tiba-tiba ada yang duduk di sebelah Soobin, Soobin menoleh dan disana ada Haechan yang sepertinya baru datang padahal pertandingannya sudah 15 menit yang lalu.

"Sekolah kita masih unggulkan? tanpa di tonton juga pasti bakalan menang," ucap Haechan membuat Soobin mengangguk, lagipula sekolah mereka jarang sekali kalah, apalagi pas Yeonjun menjadi kaptennya tidak pernah sama sekali sekolahnya ini kalah.

Haechan menonton karena ada pacarnya yang sedang bermain juga, mereka berdua menonton ini cuma karena ada pacar mereka disini, sudah itu aja, Soobin mana ngerti sama pertandingan seperti ini.

"Tuh cewek tambah hari tambah ngeselin aja ya, kena gak dia aja yang mati ya? Mungkin pacarmu salah target," tanya Haechan membuat Soobin menoleh, apa maksudnya salah target?

Pacarnya? Salah target? Dia tidak bisa berpikir jernih untuk saat ini.

"Maksudnya apa ya? Salah target? Apa hubungannya sama pacarku," tanya Soobin membuat Haechan langsung terdiam aduh keceplosan, kenapa dia bisa-bisanya berbicara seperti ini di hadapan Soobin.

Soobinkan belum tau dengan hobby si Yeonjun, walaupun Soobin ini pacarnya Yeonjun.

"Ah enggak, maksudnya aku dengar kalau sebenarnya pembunuh itu mau membunuh Nagyung juga, tapi sepertinya dia bunuh anak kelas sebelahmu terlebih dahulu, ada pesannya kok tapi entah sekarang kemana," elak Haechan dengan kalem membuat Soobin cuma menoleh lalu mengangguk.

Kalau soal itu dia juga tau, sudah dibilang Soobin walaupun cuma diam di kelas tapi dia tetap masih bisa mendapat info tentang sekolah karena anak cewek kelasnya yang suka sekali gibah.

"Lalu soal pacarku ta-"

"Oh iya, ku dengar kamu beberapa hari yang lalu ngajak putus kak Yeonjun, kenapa?" ucap Haechan yang langsung memotong ucapan Soobin, semoga saja nih orang segera lupa.

Soobin langsung menggelengkan kepalanya, dia gak mau bahas itu lagi, itu adalah sebuah kebodohan, ketika orang pada ngejar Yeonjun eh dianya malah minta putus ke pacarnya itu, bodoh sekali bukan.

"Aku lagi kepikiran sesuatu yang bodoh aja saat itu, lagian aku gak mau bahas tentang itu lagi, memalukan," jawab Soobin membuat Haechan langsung mengangguk dan menoleh ke depan ketika pacarnya dan pacar si Soobin mendekat kearah mereka.

Soobin bisa melihat kalau Yeonjun baru saja menolak minuman yang diberikan oleh anak-anak cheerleader itu, gak menarik juga mereka, pacarnya yang imut sedang duduk dengan lucu disana.

Alone -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang