Hai semua.
Ada yang menunggu?
***
Soobin sedang berjalan dengan Renjun di sebelahnya dia tadi sebenarnya cuma mau ada dikelas saja tapi Renjun menariknya untuk pergi ke mading.Katanya pengumuman nilai terbesar sudah ditempel di sana maka dari itu Renjun langsung keluar dari kelasnya sambil menarik Soobin agar keluar dari kelasnya juga.
"Emangnya kenapa sih sampai kamu buru-buru begini," tanya Soobin sambil melihat kearah Renjun yang mengajaknya berlarian itu.
Gak tau apa orang-orang pada menatap mereka dengan heran, lebih jelasnya menatap kearah Soobin sih.
Soobin sudah biasa dengan hal itu lagipula dirinya akan libur jadi gak akan merasakan hal seperti ini dulu.
Dirinya ikut berlarian walaupun terus melihat kearah bawah karena takut saja ada jebakan disana, anak sekolah ini kan tidak bisa ditebak sekali seperti pacarnya itu.
Baru saja dia memikirkan hal itu dirinya sudah melihat ada air yang sengaja disiram ke lantai membuat Soobin segera berhenti dan menarik Renjun agar segera berhenti berlari.
Namun Renjunnya sudah terlanjur berlari dan untung saja di depannya ada seseorang, ah itukan Jeno, teman sekamar Renjun saat study tour kemarin.
Jeno menatap kearah Renjun yang kaget karena barusan hampir saja terjatuh itu.
"Thanks," ucapnya sambil melepaskan tangan Jeno dari tubuhnya itu.
Jeno cuma menganggukan kepalanya, hal seperti ini bukan masalah.
"Lagian gak boleh lari-larian di koridor sekolah, Renjun," peringat Jeno sambil menunjuk kearah dinding yaitu peringatan untuk tidak berlarian di koridor.
Renjun memutarkan bola matanya karena malu itu, lalu dia langsung menarik Soobin lagi untuk segera lanjut berjalan kearah mading.
Jeno cuma mengendikkan bahunya sambil mengikuti dua orang tersebut karena dia emang mau ke mading sih.
Letak madingnya itu ada di lantai satu dan di dekat ruang guru, untung saja Renjun tadi lariannya bukan di tangga bisa-bisa hal yang gawat akan terjadi.
Lagipula mana mungkin juga ada air tiba-tiba disana itu pasti sengaja sekali disiram.
"Mereka mau jebak kamu biar terjatuh eh malah Renjun yang jatuh, anak sekolah ini ada dendam apa sama kamu?" tanya Jeno sambil berjalan sejajar dengan 2 cowok di hadapannya itu.
Mereka mau sampai di mading makanya Renjun berjalan dengan biasa saja sekarang.
"Entah, lagipula itu sudah biasa kok," jawab Soobin sambil tersenyum membuat Jeno ikut tersenyum.
Renjun cuma memperhatikan saja lalu menarik tangan Soobin agar berjalan dengan cepat sebelumnya dia menginjak kaki Jeno dulu.
Jeno cuma bisa berpikir, ada yang salah dengannya? Mengapa tuh cowok sampai menginjak kakinya, gak mungkin banget tidak sengaja.
Soobin melihat hal itu juga lalu menggelengkan kepalanya dia melihat kearah mading yang ternyata ramai sekali dengan orang-orang.
Dia juga melihat ada pacarnya disana sambil bersandar di dinding yang tepat di sebelah mading tersebut.
Orang-orang segera menyingkir ketika Renjun menatap tajam mereka.
Ternyata banyak juga yang takut sama Renjun, batin Soobin sambil mengikuti Renjun yang sudah berjalan duluan di depan mading itu.
Dia pikir orang takut sama Yeonhee aja ternyata tidak juga.
"Ah aku sudah tau hasilnya bakalan seperti ini, pasti tuh cowok yang juara umum, bentar lagi guru akan memberikan ucapan selamat ke dia malesin banget," ucap seseorang dengan julid membuat Renjun yang sedang menatap papan mading itu menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone -yeonbin✔
FanfictionHanya kisah dari Soobin yang sendirian karena dibully dan kakak kelasnya yang menjadi pacarnya secara tiba-tiba tanpa pendekatan apapun, jangan lupakan sifat yang agak tertutup pacarnya itu. #1 in yeonbin || 120720 #1 in yeonjun || 120122 ➡️04.11.19...