Soobin berjalan dengan tenang di koridor sekolahnya walaupun sebenarnya dia merasa ada yang sedikit aneh disini.
Mengapa orang-orang tidak mengejeknya? Biasanya orang-orang mengejeknya dengan kata-kata ya yang sangat Soobin hapal, seperti miskinlah, sepatamu jelek lah, tasmu kotorlah dan masih banyak lagi kata-kata yang mengejek Soobin.
Kalau Soobin berani, dia pasti akan menjawab, "Kalau aku bisa memilih takdir, lebih baik aku gak lahir di dunia daripada harus hidup di dunia ini seperti orang sendirian dan kemiskinan."
Walaupun orang-orang disana pasti tambah mengejeknya sih, yaudahlah Soobin pasrah aja dia emang miskin mau gimana lagi.
Soobin menoleh kearah seseorang yang sedang berjalan dengan santai di ujung koridor, gawat Soobin harus memutar arah.
Dia lebih baik harus memutar jalan ke kelas daripada bertemu sama orang itu.
Dia cuma disenyumin aja sudah dibully sama anak-anak di sekolah, apalagi kalo disapa, entah jadi apa Soobin nanti.
Kemungkinan terparah sih, dia pulang ke rumah dengan bau yang sangat menyengat.
Soobin langsung berjalan kearah lain membuat orang yang berada di ujung koridor cuma bisa mengeryitkan dahinya.
"Dia lagi ngehindari aku? Tapi buat apa coba?"
Cowok itu cuma bingung lalu berjalan kearah mading yang berada di deketnya.
Dia melihat ada hasil olimpiade matematika disana lalu dia melihat nama pemenangnya, Choi Soobin X MIPA 1.
Ada beberapa orang yang sadar kalau ada kapten basket sedang berdiri di mading jadi mereka menyapanya dengan sok akrab padahal gak kenal sama cowok itu, tapi untuk modus boleh kali.
"Kak Yeonjun, ngapain lihat mading? Ada jadwal pertandingan basket ya?" tanya orang-orang yang berada disana dengan nada suar yang dibuat-buat membuat Yeonjun menggelengkan kepalanya sambil mendengus kearah lain.
Emangnya dia lihat mading cuma mau melihat jadwal pertandingan? Gaklah.
Orang-orang menatap kearah apa yang sedang dilihat oleh Yeonjun.
"Oh, si cowok miskin itu menang olimpiade lagi, cih. Bentar lagi pasti guru bakalan muji-muji dia lagi, tuh cowok emang ngeselin ya," ucap temannya kearah temannya yang lain membuat Yeonjun yang mendengar mendecih.
Dia lebih baik pergi dari mading, daripada harus mendengar orang bodoh yang sedang membicarakan orang pintar.
Lagian Yeonjun heran kok bisa tuh orang-orang masuk ke sekolah ini? Pasti karena uang orang tuanya, pasti.
Lagian walaupun sekolah ini emang mainannya uang, tapi otak juga harus jalan kalau mau sekolah disini.
"Eh, kak Yeonjun!" sapa orang lagi dengan genit, dih nih orang yang kemarin membully Soobin di kantin, dia ingat sekali, saat itu dia kembali lagi ke kantin karena bola basketnya ketinggalan disana.
Lalu dia melihat kalau Soobin kemarin dicaci sama nih cewek, lalu dia juga mendengar namanya juga disangkut pautkan dalam ucapannya.
Dan Yeonjun mengerti mengapa tadi Soobin langsung menghindarinya, dia mengerti sekarang, pasti gara-gara cewek ini.
"Kata mama, kamu harus antar aku pulang ke rumah nanti, jadi tungguin aku ya," ucap cewek itu sambil tersenyum memuakkan, Yeonjun muak lihat senyumnya.
Lagian siapa yang dia sebut mama? Sejak kapan mamanya mau disebut mama sama nih cewek?
Dan apa itu? Mamanya menyuruh dia untuk mengantar nih cewek pulang? Yakin itu mamanya nyuruh?
![](https://img.wattpad.com/cover/205125200-288-k702170.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone -yeonbin✔
FanficHanya kisah dari Soobin yang sendirian karena dibully dan kakak kelasnya yang menjadi pacarnya secara tiba-tiba tanpa pendekatan apapun, jangan lupakan sifat yang agak tertutup pacarnya itu. #1 in yeonbin || 120720 #1 in yeonjun || 120122 ➡️04.11.19...