38. Cousin.

9.8K 1.5K 336
                                    

Libur pertama setelah kenaikan kelas Soobin berada di lapangan sambil memegang sebuah botol minuman ditangannya.

Dia sendirian disini tidak kenal siapapun, lagipula dia disini karena menonton pacarnya sedang bertanding.

Yeonjun menyuruhnya agar menonton di bawah saja biar lebih kelihatan tapi Soobin langsung menoleh, untuk apa juga enakan dia disini melihat dari jauh saja.

Lagipula dia malas jika harus berhubungan dengan anak sekolahnya yang ternyata ramai juga yang datang kesini.

Makanya dia lebih baik menghindar karena jangan sampai masalah di sekolah sampai dibawa saat diluar juga.

Soobin memasang tudung hoodienya agar anak sekolahnya tidak ada yang mengenalnya.

Dia melihat kearah sekitar dan hampir semua bangku di tribun ini penuh oleh para penonton.

Lalu sepertinya hampir semuanya pendukung klub basket sekolahnya itu, lebih jelasnya pendukung pacarnya.

Karena dia dari tadi melihat poster muka pacarnya bukan poster muka teamnya, kasihan sekali yang datang cuma mau lihat pacarnya aja.

Lagipula sepertinya yang menonton juga banyak yang tidak paham dengan hal seperti ini, menonton cuma mau lihat Yeonjun aja, jangan lupakan Mark juga.

Ah sebenarnya gak juga sih, team basket sekolahnya isinya orang-orang yang keren dan tampan sih, kebetulan aja pacarnya lebih mendominasi karena dia kaptennya.

Kalau masalah finansial jangan ditanya, karena pasti orang kaya semua, sekolahnya kan sekolah orang kaya semua, hampir semua muridnya memiliki orang tua yang sangat mapan sekali.

Berbeda dengan dirinya punya orang tua, ah sudahlah Soobin gak mau membahas seberapa berantakannya keluarganya itu, lagipula pekerjaan orang tuanya juga gak pantas untuk dibicarakan.

Soobin merasa handphonenya berbunyi lalu dia langsung mengambil handphonenya itu.

Ternyata pacarnya menelpon, bukankah sekarang mau mulai? Untuk apa pacarnya itu menelpon coba.

"Hai bunny, sudah sampai disini?" sapa Yeonjun sambil bertanya kepadanya membuat muka Soobin memerah karena malu.

Lagipula sejak kapan pacarnya manggil dia bunny.

"Hai kak, aku sudah sampai kok, kakak kok nelpon? Kan mau mulai," jawab Soobin sambil menatap kearah pacarnya itu.

Yeonjun tidak melihatnya jelas, diakan sangat menutup dirinya saat ini.

"Maaf ya gak bisa jemput," ucap Yeonjun bukannya menjawab ucapan Soobin tadi.

"Gapapa kak, gak masalah," jawab Soobin langsung dengan suara kecil karena dia gak mau ada yang mengetahui dirinya disini.

Yeonjun menatap kearah lapangan disana pertandingannya baru saja mulai dirinya gak akan ikut bermain, dia bisa bermain kapan saja dia mau, jila teamnya gak berguna maka dia akan masuk.

Walaupun sepertinya gak mungkin sih, soalnya dia sudah memberikan sebuah ancaman ke mereka semua.

"Aku gak main sih, mungkin babak kedua aku bakalan main, kamu duduk dimana?"

Yeonjun menoleh kearah bangku penonton lalu melihat kearah seseorang yang menutup dirinya dengan tudung hoodie berwarna biru itu.

Ah sudahlah dia sudah bisa menebak itu pasti Soobin, lagipula hoodie yang sedang dipakai pacarnya itu punya dia ah lebih jelasnya Yeonjun memberikannya ke Soobin.

"Gak jadi aku sudah melihatmu, mau aku kesana? Biar kamu gak bosan duduk sendirian disitu," tawar Yeonjun sambil menoleh kearah Soobin yang menggelengkan kepalanya itu terlihat menggemaskan sekali dari sini.

Alone -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang