17. Weird.

14.6K 2K 151
                                    

Haechan baru saja selesai memesan makanan dan dia bertemu dengan Soobin yang sedang duduk di meja pojok sambil memakan rotinya jangan lupakan ada bukunya di atas meja juga.

"Hai, boleh gabung?" sapa Haechan sambil menaruh nampan makanannya membuat Soobin yang sedang fokus makan rotinya itu mengangguk.

Haechan langsung duduk dan segera mengangkat sendok dan sumpitnya, dia mau memakan ramennya.

"Biasanya kamu sama kak Yeonjun, ini kenapa sendirian?" tanya Haechan sambil meniup-niup kuah ramennya itu, Soobin cuma tersenyum kecil.

"Tadi aku sama kak Yeonjun kok, tapi tiba-tiba dia dipanggil sama pelatih team basket jadi ya dia pergi," jawab Soobin lalu lanjut memakan kimbab yang ada disamping bukunya, banyak juga ternyata makanan di meja mereka ini.

Palingan juga punya Yeonjun, ya begitulah pikiran Haechan.

"Banyak ya, kak Yeonjun beliin ini buat aku, banyak sekali ya, kamu mau?" ucap Soobin yang sadar kalau Haechan memperhatikan makanan yang ada di mejanya ini, jadi kemungkinan makanan disini gak akan habis makanya dia tawarkan ke Haechan.

"Enggak deh, ramenku aja belum habis, kamu bawa pulang aja kalau gak habis, kamu bawa bekalkan?"

Soobin mengangguk, roti tadi dia bawa sendiri dari rumah, otomatis dia menggunakan kotak bekal, ya lumayanlah dia bisa makan dulu sebelum pergi kerja.

"Oh iya Haechan, menurutmu siapa ya yang ngebunuh anak cewek di kelas sebelahku itu?" tanya Soobin yang tiba-tiba penasaran sendiri, karena anak kelasnya bilang tuh cewek kena sial karena mengejek dirinya.

Maka dari itu dia mau cari tau, bisa saja itu bukan karena dirinya, lagian dia gak bisa bunuh orang kok, dia juga gak punya mantra-mantra aneh untuk bunuh orang, anak kelasnya aja yang lumayan halu.

"Entah lagian bukankah dia emang pantas dapatkan hal itu?"

Soobin menoleh kearah Haechan dengan tatapan tidak percaya, kenapa teman ah Soobin bisa panggil Haechan sebagai temankan? Kenapa Haechan bisa sebiasa ini, padahal ada beberapa orang yang mati di sekolah ini.

"Kamu tidak takut?"

"Tidak, emangnya kenapa?"

Soobin menggelengkan kepalanya, "Lagian kata mereka, aku bawa sial sih, jadi setiap mereka membullyku pasti mereka akan kena sial, aneh ya, tapi entah kenapa aku cuma bisa percaya atau enggak aja, karena yang kena sial pasti sebelumnya pernah bermasalah sama aku."

Haechan tertawa kecil, apaan itu bawa sial? Orang yang seimut Soobin dikatain bawa sial? Mata mereka semua buta sepertinya.

"Kamu gak bawa sial hei, lagian itu sudah takdir mereka aja, lagipula kenapa kamu mikirin hal ini? Pacarmu bakalan ada pertandingan nanti sore, kamu nonton harus."

Soobin cuma bisa merenung, aduh itu jadwal dia masuk kerja, bagaimana bisa menonton, dia mau saja menonton.

"Kenapa?"

"Ah enggak apa-apa," jawab Soobin sambil tersenyum lalu memakan kimbabnya lagi.

Apakah pegawai toko yang lain mau bertukaran shift dengannya? Semoga aja ada yang mau, tidak apa dia dapat yang malam dan pulangnya pagi, tidak apa, asal dia bisa menonton pacarnya itu.

Bukankah Soobin sudah terlihat sangat peduli sama Yeonjun?

***
"Makasih banyak kak, nanti malam aku akan datang ganti shift kakak," ucap Soobin dengan senang ketika tau kalau pegawai toko yang lain mau bertukaran shift dengannya.

"Lho, bukannya kamu dapat cuti ya hari ini? Kamu gak dapat pesan di grup?"

Soobin terdiam, emangnya dia dapat cuti ya?

Alone -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang