36. Exam.

11.4K 1.6K 463
                                        

Hai:)

Ada yang menunggu?

***
Soobin mendapatkan kabar jika ayahnya itu sudah di hukum mati.

Saat Yeonjun bertanya apakah pacarnya itu mau kesana, Soobin menolak.

Dirinya tidak mau bertemu dengan ayahnya lagi, mana ada ayah yang menghina anak sendiri.

Apalagi lagi dia terus menerus dihina oleh ayahnya dengan sebutan pelacur gara-gara ibunya dulu emang berprofesi seperti itu.

Dirinya tidak ada rasa sedih sama sekali saat ini, tidak ada sedikitpun.

***
Sekarang dirinya sedang fokus menjawab pertanyaan yang ada di kertasnya itu, sekarang adalah ujian akhir semester, dirinya harus mendapatkan nilai terbesar jika ingin beasiswanya tidak dicabut.

Akhirnya dia bisa naik tingkat juga, walaupun ada banyak sekali upaya untuk berusaha menaik kesana.

Contohnya dia bahkan tidak pernah bermimpi akan berpacaran dengan Yeonjun, anak kapten basket yang sangat banyak disukai oleh anak cewek ataupun cowok di sekolahnya itu.

Lalu punya teman, dia tidak membayangkan juga dirinya punya teman saat ini.

Dia selalu memikirkan kalau saat sma dirinya gak akan pernah punya teman karena masuk ke sekolah elite yang isinya orang kaya semua.

Soobin bisa sendirian terus, tapi nyatanya tuhan tidak berkehendak seperti itu ke dirinya.

Tuhan masih sayang dengan Soobin, sangat sayang mungkin.

Dia mengerjakan soalnya dengan cepat lalu setelah selesai dia akan diam di tempatnya, ah lebih jelasnya dia sudah mengumpulkan kertasnya, namun guru bilang dirinya belum bisa keluar dulu.

Maka dari itu Soobin kembali ke bangkunya namun dia melihat ada sebuah kaki yang menjulur disana, entah maksudnya untuk apa, tapi bisa Soobin tebak anak cowok dikelasnya itu mau mempermalukan dirinya disini.

Untung saja Soobin sadar dengan segera dia menghindarinya.

Anak cowok tersebut mendecih karena gagal mempermalukan Soobin.

Lalu saat Soobin mau duduk bangkunya mau ditarik oleh cewek dibelakangnya itu namun bodohnya bukannya ketarik dirinya malah terjatuh.

Soobin cuma menggelengkan kepalanya sambil duduk ke bangkunya.

Anak kelas langsung tertawa namun segera mengisi kertas mereka lagi ketika gurunya itu menatap tajam mereka.

Apalagi yang mengawas sekarang adalah guru yang mengerikan bagi anak kelas.

Namun bagi anak kelas lain tidak kok.

Siapa lagi kalau bukan ibu Irene dan ibu Mina.

Irene menatap anak kelas ini dengan serius, dia gak bisa memaafkan jika ada yang menyontek apalagi mencari jawaban dari handphone mereka.

"Ya kamu," ucap Irene tiba-tiba sambil menunjuk kearah salah satu anak cewek membuat Soobin ikutan menoleh.

Soobin melihat kearah Rachel yang ternyata baru saja ditunjuk oleh Irene itu.

"Kamu tidak mengumpul handphonemu?" tanya Irene membuat Rachel menggelengkan kepalanya.

Dia menatap Mina dengan tatapan polos, ah berbeda sekali dengan beberapa minggu yang lalu, saat Rachel mau meminta nomor telepon pacarnya itu.

Anak kelas bahkan percaya dengan Rachel, tapi ibu Irene sepertinya tidak.

Irene langsung memasukkan tangannya ke dalam kantong jas milik Rachel.

Alone -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang