21♥

540 68 0
                                    

⚫⚫⚫

"li? Alia"ucap yeri membuat lia tersadar dari lamunannya.

"eh yer ada apa"ucap lia seperti terkejut.

Bisa lia dengar yeri menghembuskan nafasnya membuat lia heran.

"lo kenapa li"ucap yeri membuat lia bingung.

"emang gue kenapa yer?"

"akhir-akhir ini lo jadi gak fokus,suka ngelamun saat jam kerja li"ucap yeri membuat lia menunduk menahan segala apa yang dia rasakan.

"gue gakpapa kok yer mungkin kecapean aja"ucap lia mencoba tersenyum.

"jangan bohongin kita li coba lebih terbuka,pasti karna bian kan?"ucap jeno yang datang membuat yeri maupun lia menoleh.

"woy udah selesai shiftnya?"ucap yeri.

"udahlah makannya kesini kalian gimana?"ucap jeno sambil duduk disamping yeri.

Mereka sedang ada dicafe tongkrongan biasa mereka berempat dulu namun untuk sekarang bertiga.

"kita berdua udah dari tadi tapi ini lia ngelamun mulu"ucap yeri.

"lo gakpapa li kalo ada masalah cerita aja"ucap jeno mencoba menenangkan lia yang sedang menahan tangis.

Namun seberapa kuat lia menahannya air mata akan tetap jatuh dia sudah lelah diposisi ini.

Lia suka berpikir apalah dulu bian lelah diposisi ini juga?.

Mencintai namun tak dicintai.

Dan sekarang lia lah yang merasakannya.

"kenapa semesta begitu jahat jen"

"mengapa semesta suka mempermainkan hati seseorang"ucap lia lagi dengan isakan yang mulai mereda.

"tenang li kita semua disini"ucap yeri yang merasa prihatin.

"mengapa disaat dia ada gue malah benci sama dia dan disaat dia gak ada gue malah jatuh cinta sama dia.
Apakah semesta sengaja membuat hati gue gini yer.....jen..... "ucap lia menatap kedua sahabatnya itu.

"kita semua tau bian pergi ke Amrik gak pamit dulu tapi dari itu mungkin ada alasannya li"ucap yeri

"bukannya dia nyerah ngejar cinta lo tapi bian butuh istirahat buat memperkuat diri"ucap jeno dan tak lama dari itu ryuna datang bersama dean.

"loh lia lo kenapa nangis"ucap ryuna terkejut.

"wah lo apain yer"ucap dean menunjuk yeri.

"lo itu ngancurin moment banget dah"ucap yeri pada dean.

"lo juga sama aja yer"ucap jeno.

"udah ih ini lia kenapa nangis"ucap ryuna memeluk lia dan itu membuat tangisannya menjadi.

"ryu apakah rindu sama seseorang itu wajar?"ucap lia membuat yang lain tau bahwa yang dia maksud bian.

"itu wajar li karna dari itu lo mulai tau isi hati lo sekarang buat siapa dan menjaganya untuk siapa"ucap ryuna yang mendapat tepuk tangan dari dean.

"quotes lo bisa juga ryu"ucap dean dan mendapat cubitan dari yeri membuatnya mengaduh.

"ihh sayang sakit"ucap dean namun dengan cepat menutup mulutnya dengan tangan karna terkejut.

"hah sayang?sejak kapan lo manggil si yeri sayang, apa jangan-jangan"ucap jeno dengan senyum smriknya.

"udah akuin aja jangan sok rahasia-rahasian ini bukan jaman SMA"ucap ryuna membuat yeri dan dean pasrah.

"iya deh kita udah pacaran satu bulan yang lalu puas"ucap yeri lalu menatap dean tajam.

"puaslah gak nyangka aja duo kutil gini bisa pacaran"ucap jeno.

"biasa aja atuh yer tatapan nya,kalo gini namanya suami sieun istri"ucap ryuna membuat yang lain tertawa termasuk juga lia.

Dia senang teman-temannya bahagia dengan pasangan pujuannya sendiri.

Sedangka dia hanya bisa merenungkan seseorang yang hanya bisa dia lihat dari layar namun tak bisa dia gapai sekarang.

•••

"lia ayo dong jangan ngurung diri gini kita nonton yuk"ucap yeji sambil menarik lia dari kasunya.

"iya nih jangan rebahan mulu gak cape apa?"ucap rafka dari arah pintu kamar.

"gak ah nanti gue jadi nyamuk"ucap lia sambil menyelimuti diri dengan selimut tebal.

"ihh kak lia bangun clara juga mau ikut nonton"ucap clara sambil membuka selimut lia.

"kamu harus les matematika clara jangan bolos gini"ucap lia yang bangun dan duduk menghadap clara.

"sekarang minggu kak jadi les clara libur"

"tuh clara aja mau masa lo kagak"ucap yeji.

"iya nih nanti ajak anak yang lain biar ikut"ucap rafka.

"ck!iya bawel tunggu dibawah gue mandi dulu sama siap-siap"

"nah gitu dong"ucap yeji lalu turun bersama rafka juga clara.

•••

"Bian tolong bawa ini ke dokter salsya"ucap seseorang kepada bian sambil menyerahkan beberapa berkas.

"Baik dok"ucap bian sambil menerima berkas itu.

Orang yang dipanggil dokter itu hanya tertawa lalu tersenyum.

"Panggil saya Nara saja kitakan seumuran"ucap orang yang disapa Nara itu.

"Oh baiklah dok— eh nara maksudnya"ucap bian tersenyum membuat nara tertawa.

"Yasudah tolong bawa berkas itu keruangan dokter salsya"

Bian pun pergi keluar dari ruangan dokter nara.

Bian bekerja disalah satu rumah sakit milik kakeknya dan tentu saja ayahnya yang membawa bian kesana.

Nara adalah salah satu pembimbing bian dulu saat pertama kali masuk rumah sakit amrik itu.

Dan semua itu sudah hampir dua bulan lamanya.

Dan semua itu sudah hampir dua bulan lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahnara Claretta / Nara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahnara Claretta / Nara

Awas Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang