19💚

903 59 21
                                    

⚫⚫⚫

Happy Reading✨

Pagi ini seperti biasa. Dengan lia dan jaemin berangkat kerumah sakit dan nara yang akan melanjutkan kerjanya setelah ambil cuti kemarin.

"duluan ya kak"ucap lia yang berjalan keluar rumah, nara membalasnya dengan senyuman.

Namun tak lama lia kembali lagi kedalam, nara kira ada yang ketinggalan. Tapi lia berjalan kearahnya dan tersenyum aneh.

"kak didepan ada yang nungguin, kasian dari tadi katanya"ucap lia membuat nara bertanya-tanya siapa yang menunggunya sepagi ini.

"jangan bengong samperin tuh, lia duluan ya"ucap lia sambil tertawa dan tersenyum kepadanya.

Dalam hati nara terus bertanya-tanya siapa yang menunggunya, perasaan dia tidak ada janji dengan siapa pun. Tanpa menunggu lama nara pun segara bersiap-siap dan pergi keluar melihat siapa yang menjemputnya.

"Hai"ucapnya tersenyum sambil melambaikan tangannya. Nara yang baru saja mengunci rumah langsung terdiam melihat siapa yang ada didepannya.

"bapak?"ucap nara melihat atasannya yang sudah berpakaian rapi sedang bersandar disamping mobilnya.

"kan udah gue bilang jangan panggil bapak, kaya berasa tua banget tau"ucap narel menghampiri nara lalu menariknya dan membuka pintu mobil menyuruh nara masuk.

Setelah mereka ada dalam dalam mobil,nara sedikit melirik kearah atasannya itu. Ingin bertanya namun takut.

"ada apa?"ucap narel menatap nara lalu memfokuskan matanya kembali kedepan.

"kita mau kemana pak— eh narel. Kok tau rumah saya?"ucap nara menatap narel yang fokus berkendara. Sementara narel hanya tersenyum tanpa menjawab nara.

Merasa salah nara pun langsung diam, takut jika atasanya merasa risih jika dia terus bertanya dan berbicara.

Setelah menghabiskan 1 jam perjalanan. Mereka pun sampai dipantai, nara yang baru bangun dari tidurnya merasa bingung melihat keluar. Tiba-tiba saja dirinya sudah berada dipantai.

"ayo turun mau sampai kapan duduk dimobil"ucap narel yang sudah membukankan pintu untuk nara. Nara yang masih bingung langsung saja mengikuti narel.

"kita mau apa kesini?"ucap nara bingung ingin berbicara apa dengan atasannya. Tiba-tiba saja membawanya kepantai, dalam pikirannya sudah negatif sejak dia masuk kedalam mobil.

"gak usah takut juga gue gak akan ngapa-ngapain kok. Gue cuma ngajak orang buat dengerin cerita gue"ucap narel tersenyum lalu menarik nara menuju tepi pantai.

Dipantai keadaanya tidak sepi, tidak  ramai. Jadi enak untuk sekedar berbicara atau bermain berdua.

"maaf ya, kayanya gue lancang banget jemput lo, gak dikasih tahu dulu lagi"ucapnya sambil tertawa membuat nara tersenyum canggung.

Sudah beberapa menit mereka lalui dengan diam, gak ada yang membuka suara sama sekali. Nara ingin sekali bertanya, namun takut karna ini pertama kalinya dia diajak keluar oleh bossnya sendiri.

"lo tau gak kenapa gue ngajak lo kepantai"ucap narel lalu menatap ke arah nara yang sedang menatapnya juga.

"kenapa?"tanya nara ragu.

"pantai itu tempat dimana gue mendapatkan kebahagian dulu. Disaat bokap masih ada,masih bisa main, bercanda dan masih bisa saling tertawa"ucap narel tersenyum mengingat kenangannya dulu bersama sang ayah.

Nara yang berada disampingnya hanya diam,seolah-olah mempersilahkan narel untuk menyurahkan isi hatinya.

"tapi pantai juga yang membuat gue merasa sedih, kehilangan,rasanya campur aduk kalo diinget lagi"ucap narel menatap indahnya laut biru dihadapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Awas Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang