17💚

365 39 19
                                    

⚫⚫⚫

Typo⚠
Play lagu diatas. Happy Reading✨

"Bian..... WOY BANGUN!"akibat teriakan tersebut bian pun membuka matanya, tersadar dari kepeningannya.

Yang pertama dia lihat adalah raka juga langit yang sudah menghitam, tanda bahwa sekarang sudah malam.

"woy bangun, lo ngapain malem-malem tidur dihalte?"tanya raka yang kebetulan akan pulang kerumahnya.

"gue dimana? Kok bisa disini? Aduh... "ucap bian masih sadar tak sadar. Kepalanya masih sangat pusing.

"lah mana gue tau. Kalo gue gak pulang jalan sini, mungkin lo bakal tidur sampai pagi"ucap raka membantu bian bangun.

"lo mabok apa gimana sih?"ucap raka sedikit memarahi bian. Pasalnya keadaan bian itu sangat kacau, membuat raka berpikiran aneh .

"gue juga gak tau rak. Yang gue inget terakhir itu, lagi makan sama irisha dikantin rumah sakit. Dan setelahnya gue gak inget apa-apa"ucap bian lemah, kepalanya benar-benar sangat pusing sekarang.

"wah kok gue sedikit curiga ya. Jangan-jangan lo—"

"jangan suudzon sama orang"ucap bian datar.

"tapi gue cuma curiga aja, kan terakhir kali lo sama dia. Terus liat keadaan lo sekarang gue makin curiga tuh orang abis apa-apain lo"ucap raka penuh penekanan. Namun bian tetap pada pendiriannya JANGAN SUUDZON SAMA ORANG.

Entah mengapa pikiran bian jadi seperti itu. Ditambah lagi keadaan yang membuat dirinya gampang terpancing emosi.

"UDAHLAH GAK USAH BANYAK BACOT DULU LO!"bentak bian sambil memegang kepalanya.

"oke, kalo itu mau lo. Gue cuma mau bantu lo pulang sekarang"ucap raka membawa bian kedalam mobilnya.

•••

Sekarang nara sedang dalam perjalanan pulang. Dari kemarin nara sudah mulai bekerja ditoko es krim dekat perumahan adiknya.

Nara tidak mau menyusahkan lia, dia disana hanya menumpang. Jika uang hasil kerjanya sudah terkumpul banyak, nara akan pergi dari rumah adiknya dan mencari rumah untuk dia tinggal.

Namun saat akan memasuki rumah, seseorang  keluar dari dalam dan menabraknya dengan kencang membuatnya terjatuh. Orang itu berpakaian serba hitam dan tampak mencurigakan.

Pikiran nara sekarang hanya pada adiknya yang berada didalam. Dengan cepat nara berlari kerumah dan mencari keberadaan lia.

"LIA KAMU DIMANA— LIA!"teriak nara histeris. Dia melihat adiknya yang tergeletak dekat tangga, dengan darah yang mengalir dari kedua kaki juga kepalannya

"LIA MOHON BERTAHANLAH"mohon nara kepada adiknya. Bajunya yang bersih bercampur dengan darah adiknya sekarang. Merah dan sedikit berbau anyir, wangi khas darah.

"kakak— dia mendorong—ku"ucap lia lemah dan langsung menutup matanya kembali. Membuat nara panik.

Nara pun menelepon rumah sakit untuk mengirimkan ambulan secepatnya. Sekarang nara hanya bisa berdoa untuk keselamat lia juga calon keponakannnya nanti.

"bertahanlah demi bian juga calon anakmu"ucap nara lalu menangis.

•••

"berhasil?"tanyanya dengan antusias.

"berhasil dong, tapi hampir aja gagal"ucapnya sambil mengontrol nafasnya yang sudah dia habiskan separuhnya untuk berlari.

"lah emang ada apa? Suaminya udah pulang apa gimana?"tanyanya lagi khawatir jika rencana yang sudah dia susun rapi, berantakan dan gagal begitu saja.

Awas Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang