Chapter 5| Threat

95 22 16
                                    

Semenjak kejadian di restoran tersebut, William memutuskan untuk kembali ke ruangan kerjanya.

Awalnya setelah melihat luka yang cukup dalam di lengan William, Stela sempat memberikan saran pada William agar atasannya itu dibawa kerumah sakit, namun dengan cukup tegas William menolak usulan Stela dan malah menyuruh nya untuk memanggil dokter keluarga nya datang ke ruang kerjanya, mau tidak mau Stela menuruti kemauan William yang layak nya seperti perintah 'wajib' untuknya.

Dengan bantuan Stela dan sang bodyguard William berhasil sampai di ruangannya tanpa menimbulkan kecurigaan ataupun kehebohan pada karyawan yang berada di kantor tersebut.

Sesekali ia meringis kesakitan, dengan ekspresi wajah nya yang ia coba kondisikan agar terlihat selayaknya tidak merasakan sakit sedikitpun, namun sebagaimanapun ia tutupi, raut wajah tak dapat dibohongi, wajahnya kian menjadi pucat, dan bulir keringat yang sedikit membasahi dahinya.

William yang baru saja sampai di ruangannya langsung mengambil posisi dengan merebahkan badan nya di sofa sambil memegang lengannya yang masih terluka.

Sejenak manik bodyguard yang masih berada di dalam ruangan William menatap lengan William baik baik.

Sungguh ia sangat penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya, dan jujur ia merasa kecolongan atas dasar tersebut.

Dengan sedikit keraguan bodyguard itu akhirnya memberanikan diri bertanya kepada William mengenai kejadian yang terjadi sebelum nya.

"Maaf kalau boleh tau, apakah tadi tuan muda berpapasan dengan seseorang? bagaimana tuan muda mendapatkan luka itu ?" tanya sang bodyguard tersebut.

Seraya mengingat William mengatakan pada sang bodyguard bahwa memang benar sebelumnya ia di tabrak oleh seseorang saat baru saja keluar dari toilet.

Bodyguard tersebut mengerutkan dahinya dengan ekspresi wajahnya yang seolah mencari teka teki yang ada di otaknya.

"Kalau boleh tau apakah tuan muda melihat tatto di tangan kanan nya seperti ini ?" tanya bodyguard itu kepada William seraya memperlihatkan gambar "✔" pada handphonenya yang baru saja ia keluarkan dari sakunya.

William menghela nafasnya pendek sambil mengendikkan bahunya lemah, ia mengatakan kepada bodyguardnya itu bahwa dirinya tak terlalu memerhatikan orang yang berpapasan dengannya apalagi tatto yang jauh lebih spesifik.

Setelah berinteraksi cukup lama, William baru menyadari bahwa dirinya belum berkenalan dengan sang bodyguard itu sendiri, untuk itu dengan inisiatif William menanyakan nama kepada sang bodyguard yang cukup membantu dirinya sebelumnya.

"Ah aku Sojin tuan muda," ucap bodyguard itu kepada William.

William menganggukan kepalanya pelan.

Tok

Tok

Sebuah ketukan pintu pada ruangan William terdengar di telinga ketiganya, Stela yang ingat dengan seseorang yang memang ia panggil untuk datang langsung bergegas membukakan pintu tersebut.

Seperti dugaan Stela, pria yang datang adalah seorang dokter yang ia panggil sebelumnya.

"Ah ... kau datang juga dok, sebelum kau memeriksaku ... bisakah kau berjanji untuk tidak memberitahu dad bahwa aku memanggilmu kesini ? aku tidak ingin membuatnya khawatir," ucap William sembari sesekali meringis saat mendudukkan dirinya, merubah dari posisi sebelumnya.

Belum sempat dokter tersebut menjawab, pintu ruangan William pun terbuka dan tampak Tuan Park yang sedang memerhatikannya.

"William ada apa ?" tanya Tuan Park yang langsung mendekati anak nya dengan raut wajah khawatir.

X10 [END]Where stories live. Discover now