Chapter 32| Looking For Ways

35 8 5
                                    

Seorang pemuda tampak menggenggam handphone dan menghela nafas nya berkali kali.

Ia kesal terhadap rekannya yang memojokkan dan menjatuhkan namanya di hadapan 'King' karena tindakan yang dia ambil.

Dengan emosi yang memuncak pemuda itu bertekad untuk membuktikan pada rekannya dan juga 'King' bahwa ucapannya serta pengambilan keputusannya adalah benar, dan cara terbaik untuk menyelesaikan tugas yang selama ini menjadi misi dirinya dan juga rekan nya yang seharusnya berada satu tim dengannya, yang justru kini menjadi musuh bagi dirinya.

Ia tak suka dengan cara rekannya yang terlalu bertele menurutnya.

Dengan segenap pemikiran yang ia rencanakan begitu saja di otaknya, ia langsung membuat panggilan kepada seseorang yang sebenarnya dia malas berkomunikasi dengan orang itu, namun karena sekarang keadaannya mendesak, pemuda itu tak lagi memedulikannya, yang terpenting baginya saat ini adalah rencana untuk pembuktian dirinya .... berhasil.

"Hallo."

"Hallo ada apa? tumben kau menelfonku .... adik kecilku?"

Pemuda tersebut tampak mengambil nafas sejenak dan menghela nya dalam sekali helaan.

"Mark ..... aku butuh bantuan."

Terdengar kekehan dari seberang telefon saat pemuda itu meminta bantuan padanya.

"Apakah ini benar dirimu?"

"Ya."

"Wah ini luar biasa, tak biasanya kau meminta bantuanku ... jadi apa yang bisa ku bantu adik kecilku?"

Sungguh Ryu tak senang mendengar panggilan yang seperti itu dari Mark, bahkan decakan tak suka Ryu dapat terdengar jelas sebagai penolakan Ryu atas panggilan itu.

Dengan terpaksa Mark mengalah, dan meminta Ryu menjelaskan apa yang bisa ia bantu.

"Bisakah kau menjebak Connor?"

"Hei kau gila?!" pekik Mark di seberang telefon.

"Tidak, atau mungkin sedikit," ujar Ryu dengan tenangnya.

"Kau!!"

"Apa?! apa kau tak sanggup Mark ?"

Mark tampak menghela nafasnya kasar dan deru nafasnya terdengar jelas oleh Ryu.

"Baiklah aku akan membantumu,tapi kau harus memanggilku dengan sebutan 'hyung' bukan dengan namaku saja."

"Aish, menyebalkan sekali—" gerutu Ryu menggantung.

"Baiklah ... hyung."

Dengan terpaksa Ryu mau tak mau memanggil Mark dengan sapaan 'hyung'.

Mark senang bukan main, karena pada akhirnya sang adik mengakui nya sebagai kakak, walaupun dengan sedikit paksaan, tetapi itu jauh lebih baik bukan ?

"Aku akan mengabarimu jika aku sudah berhasil menjebaknya."

Dengungan pelan dari Ryu menjadi akhir pembicaraan panjang itu, sebelum Ryu memutuskan telefonnya.

'Kita akan bertemu lagi ... cantik,' gumam Ryu pada dirinya sendiri saat terbayang bahwa Jeane sebentar lagi akan berada di tangannya.

***

X10 berjalan mendekat menuju ranjang dimana Jeane sudah terlelap dengan nyenyak nya.

Sesaat X10 memerhatikan wajah damai Jeane dengan seksama.

"Maaf aku terpaksa membawa mu kemana mana seperti ini," ucap X10 pelan tanpa mengusik ketenangan Jeane yang masih terlelap.

X10 [END]Where stories live. Discover now