Chapter 21| Open Identity (2)

38 9 7
                                    

Jeane kini tengah bermalas malasan di sofa ruangan tengah yang ada di apartemen nya, begitu juga dengan X10 yang sedari tadi telah menemani nya.

Ddrrt

Handphone Jeane bergetar di atas meja, X10 yang melihatnya langsung memberi tahu Jeane mengenai hal tersebut.

Jeane yang mendengar ucapan X10 tentu saja langsung mengambil handphone nya, dan segera membaca pesan yang masuk.

Ketika membaca pesan yang ternyata dari kampusnya, Jeane pun langsung mendudukan badannya terlebih dahulu sebelum membaca pesan tersebut.

"Ada apa ?" tanya X10 yang sempat bingung dengan perubahan duduk Jeane itu.

"A..-ah lusa aku sidang Niel Oppa, barusan ada konfirmasi dari kampus," balas Jeane.

Sebuah senyuman dan seruan singkat X10 berikan pada Jeane.

Jeane membalas dengan anggukan kecil dan telihat ujung bibir Jeane yang terangkat membuat lengkungan manis nya.

"Niel Oppa aku tinggal ke kamar sebentar ya, aku mau nyiapin berkas berkas buat sidang dulu," ucap Jeane seraya meminta izin meninggalkan X10 sebentar di ruang tengah nya itu.

X10 tentu saja mempersilahkan gadis itu, dan tak lupa ia menawarkan sebuah bantuan jika dirinya di perlukan oleh Jeane.

Dengan langkah ringan Jeane melangkahkan kakinya ke kamarnya.

Setelah punggung Jeane sudah tak tampak karena telah masuk kedalam kamar nya, X10 langsung melihat handphone milik nya yang ada di saku, sebenarnya sedari tadi handphone dirinya juga bergetar, hanya saja ia abaikan. Entah mengapa X10 enggan mengangkat telefon, terlebih dia enggan meninggalkan Jeane sebentar untuk mengangkat telefon tersebut.

X10 tahu yang mungkin menghubungi nya pasti tak lain dari X9.

"Ada apa X9 ?"

"Ck..., lama sekali kau mengangkat, sedang bersantai dengan dia eoh?"

"Ada berita apa ?" balas X10 ketus tanpa menggubris pertanyaan sebelumnya.

"Aku sudah berada di Korea, menurut informasi yang kudapat, anak Tertua tuan Park kemungkinan besar memang sedang melacak keberadaan organisasi, dan sepertinya ia melacak nya melalui ruang kerja pribadi yang berada di rumah nya."

"Baiklah berarti dugaan ku benar, kalau William mulai curiga dan mencari tahu,"

"Oh iya apa kau tau kalau William pernah dicelakai oleh organisasi ?"

"..."

"Sepertinya sebagai bentuk peringatan"

"Sudah mendapatkan informasi mengenai hal yang pasti di cari organisasi ?"

"..."

"Baiklah, terimakasih X9 informasi mu sangat membantu."

Setelah percakapan itu telefon pun terputus.

X10 masih saja berkutat dengan pemikirannya tentang teka teki yang kemungkinan besar menjadi salah satu jawaban dari kecurigaannya, sampai pada akhirnya bel apartemen Jeane berbunyi memecah pemikiran X10.

"Aish... siapa sih yang bertamu ke apartemen Jeane," gerutu X10 kecil

"Niel Oppa bisa bukakan pintu apartemen nya ?" ucap Jeane yang setengah berteriak dari kamarnya.

Mau tak mau X10 hanya mengiyakan ucapan tersebut. Dengan terpaksa X10 membukakan pintu apartemen Jeane.

Ceklek

X10 [END]Where stories live. Discover now