Chapter 12| Find Out

45 14 2
                                    

"Direktur Park, seperti nya ada email untuk anda," ucap Jeha sambil mendekat memperlihatkan email nya pada Tuan Park melalui tablet yang ia bawa.

Aku sedang berbaik hati, bekerjasamalah dengan ku Tuan Park yang Terhormat.

"Apa maksudnya ini? bisa kau lacak email ini untukku," tanya Tuan Park pada Jeha sambil memberikan tabletnya.

Dengan cepat Jeha menganggukan kepalanya, tak lupa ia juga mencoba memberikan usul pada Tuan Park apakah sebaik nya kasus ini di beritahukan pada pihak NIS atau tidak.

Sejenak Tuan Park berfikir mempertimbangkan apa yang telah diutarakan oleh Jeha.

"Sebaiknya kita cari tahu dulu, kalau memang tidak ada hasil, baru kita minta bantuan NIS," ucap Tuan Park tegas memberi keputusannya, yang dibalas dengan sebuah anggukan dari Jeha dan mengiyakan atas apa yang diinstruksikan oleh Tuan Park.

'Semoga saja keputusanku ini benar,'

***

Setelah kejadian yang menimpa William waktu itu, kini pemuda itu sudah tidak lagi diperbolehkan menangani hal yang bersangkutan mengenai program kerjasama yang ada diantara perusahaannya dengan pemerintahan.

Semula William ingin mencaritahu alasan mengapa sang ayah bersikeras melarang dirinya mengerjakan project tersebut. Namun apa boleh buat Tuan Park justru meminta bantuan Stela, yang tak lain sekretarisnya untuk mengawasi dirinya. Alhasil, ia tidak bisa berkutik sedikit pun, berada dalam pengawasan Stela sekretarisnya sendiri.

Sebenarnya William merasa ada yang janggal atas sikap ayahnya selama ini yang terkesan menyembunyikan hal besar darinya.

Bukannya William tidak ingin mencari tau, tetapi ia mulai bertekad untuk tidak melakukan hal yang gegabah kali ini. 

Saat Stela sedang tidak mengawasinya, sebenarnya William sedang mencoba mengakses email yang masuk pada ayahnya, tentu saja tanpa disadari oleh Jeha sekretaris ayah nya itu.

'Apa ini?' benak William bertanya dalam hati saat berhasil masuk ke email Tuan Park.

Manik William tampak berkerut saat mengamati kalimat yang menurut nya terkesan memaksa dalam bekerja sama dengan ayahnya itu.

Jari jemarinya yang cepat, dan otak nya yang encer tentu saja langsung mencari tahu alamat email yang masuk tersebut.

Tok

Tok

Seketika aktivitas William terhenti.

Dengan cepat William menutup akses yang ia buka sebelumnya di laptop miliknya, dan mengganti dengan pekerjaan sehari hari yang ia kerjakan.

"Masuk," ucap William tegas.

"Permisi Pak, ini berkas berkas yang harus di tanda tangani," ucap Stela sambil memberikan berkas berkas tersebut kepada William.

"Oh baiklah, taruh di meja saja nanti saya akan tandatangani setelah saya pelajari,"  ucap William singkat.

Stela pun langsung menaruh berkas tersebut di meja William.

Setelah di rasa aman, William pun mencoba melanjutkan aktivitas sebelumnya.

William dengan tenang mengotak atik laptop nya mencari alamat email yang mengirim pesan email tersebut.

'Sedikit lagi,' gumam William dalam hati. sambil merilekskan jari jarinya.

"I found it!" ucap William sedikit keras sambil tersenyum.

X10 [END]Where stories live. Discover now