X10 [END]

Special Chapter

Seorang pria paruh baya tampak duduk termenung menatap ruang kaca yang dirinya pun belum dapat memasuki ruangan itu.

Semua selang penopang hidup tampak jelas sekali terpasang lekat di sekujur tubuh pemuda yang seolah terlihat seperti mayat hidup.

Kulit nya masih terlihat pucat, dan manik nya masih setia terpejam tanpa sekalipun terbuka semenjak peristiwa mencekam kala itu.

"Bodoh!"

Kata itu yang lagi lagi terlontar dari mulutnya.

Penyesalan, mungkin kata itu yang cocok untuk dirinya saat ini.

Seharusnya ia bisa mencegahnya, atau seharusnya anak buah nya dapat ia kerahkan agar membantu putra semata wayang nya itu.

Harusnya ...

"Niel, bangunlah ... kau ingin menyiksaku lebih lama?" lirih Mr. Shawn, yang tak dapat berkutik sedikit pun di tempatnya.

***

"Ane!" teriak seorang pemuda saat mendapati sang adik yang seolah tanpa jiwa sudah berada di dekat balkon jendela kamarnya.

Seolah tak mendengar teriakan apapun, dengan santai Jeane terus melangkah kan kaki nya semakin mendekat ke arah besi balkon kamar nya.

Ia baru saja pulang dari rumah sakit beberapa hari lalu. Jiwa nya masih sama seperti saat berada di rumah sakit.

Kosong!

Semua nya seakan sia sia di pikiran Jeane.

Buat apa X10 mati - matian menjaganya jika pada akhirnya X10 tak bersamanya, walaupun dalang dari penculikannya berhasil di tangkap oleh Sojin.

Memang J sempat menghilang, begitu juga dengan Sojin, hanya saja tepat setelah tiga hari kejadian dengan sendiri nya J langsung menyerahkan dirinya, sekaligus ia meminta keringanan lantaran kasus sebelumnya ia merasa di khianati oleh NIS.

Dengan bantuan Sojin, akhirnya masalah dapat terselesaikan, dan mau tak mau J tetap mendekam dipenjara, sedangkan Ryu tak dapat diselamatkan, lalu Hans ikut mendekam di penjara bersama J. Namun tentu saja di penjara yang berbeda.

Lalu kemana Shadow dan X9 ?

Tak ada yang tahu keberadaan mereka.

Keduanya seolah lenyap, hanya sekali X9 datang mengunjungi X10, selebih nya ia menghilang. A.O.K pun tak dapat melacaknya.

Dengan penuh kasih sayang William segera mendekap Jeane ke dalam pelukannya. Ia tahu bagaimana hancurnya sang adik saat melihat terakhir X10 dalam keadaan yang sangat kacau.

Setelah nya kabar X10 sama sekali tak diberitahu pada Jeane sedikit pun.

Sebelumnya mereka berniat akan memberitahu keadaan X10 setelah Jeane dalam kondisi yang lebih baik dari sebelumnya, hanya saja melihat kondisi nya hingga saat ini, membuat seluruh keluarga Jeane beserta Mr. Shawn berubah pikiran.

Mereka tak berani menceritakan pada Jeane kondisi X10 yang sebenarnya.

Biarlah Jeane menganggap seolah X10 telah tiada.

Mungkin hal itu langkah yang lebih baik untuk mereka ambil saat ini.

"Oppa ... a..-aku ingin menyusul Niel Oppa, bukankah sebelumnya Niel Oppa telah berjanji padaku bahwa ia akan kembali? Jika ia tak kembali ... bukankah lebih baik aku yang menyusulnya?" lirih Jeane dengan tatapan kosong disertai isakan pelan yang keluar dari belah bibirnya.

'Astaga bocah ini!' pekik William kaget mendengar ucapan sang adik yang sangat menyayat hatinya.

"Kau tak ingin bermain bersama oppa ? Kau tak kasihan denganku? Aku juga membutuhkan mu, kau adikku, jika ku tak ada siapa yang nantinya akan menemaniku?" lirih William yang seolah merajuk pada Jeane mencoba membujuk sang adik agar berfikir ulang atas keputusan yang ingin ia ambil.

Tak ada jawaban dari Jeane, hanya suara tangisan yang semakin menjadi jadi yang dapat William dengar.

'Maafkan aku Ane, aku tak dapat memberitahumu keadaan Niel yang sebenarnya, suatu saat nanti jika kau jauh lebih baik dan tak rapuh seperti saat ini aku akan memberitahu mu semuanya, tolong jangan membuatku semakin terpuruk karena menyalahkan diriku sendiri juga Ane.'

.

.

End

Yeay special chapter nya akhirnya seya buat juga 😊😊😊

Jadi gimana menurut kalian mengenai cerita ini ??

Kasih komen dan saran yaa 😊😊

Oh iya bagi yang mau kelanjutan cerita X10 ini bisa lanjut ke book keduanya >> Jeane !

Seya