Chapter 36| Ace

21 7 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan hampir tiga jam, kini Mr. Shawn, X10 maupun Jeane sudah berada di Korea, dan Mr. Shawn langsung membawa X10 dan juga Jeane ke kediamannya.

Mr. Shawn menjaga sedemikian rupa bahwa kedatangan mereka tidak dapat di ketahui atau bocor oleh siapapun.

"Niel setelah sampai rumah kau bawa Jeane ke kamar yang kusediakan di sebelah kamarmu yang kosong itu." ucap Mr. Shawn sambil menatap manik X10 lekat.

X10 menganggukan kepalanya.

"Oppa apakah kita di Korea?" tanya Jeane yang sempat melihat keadaan luar dari sela sela gorden jendela mobil.

"Ya, kita di Korea, dan untuk sementara kau tinggal di rumah Dad," ucap X10 pada Jeane yang berada di sampingnya.

"Hng, kapan aku bisa bertemu kedua orang tuaku Oppa ?" tanya Jeane kembali.

X10 terdiam, dia berusaha memilah kata kata yang menurut nya tidak akan membuat Jeane kecewa akan jawaban yang akan ia ungkapkan.

"Nanti .. uncle yang akan membantu Ane agar bisa bertemu dengan orang tuamu, tapi tidak sekarang, tidak apa kan ?" tanya Mr. Shawn lembut.

Jeane menganggukan kepalanya cepat lalu tersenyum pada Mr. Shawn dengan manis.

Walaupun Jeane belum bisa bertemu dengan orang tua nya dan kakaknya, ia cukup senang karena pada akhirnya ia dapat menginjakkan kaki di kampung halamannya lagi, setelah bertahun tahun Jeane tak mengunjungi rumah nya itu.

"Terimakasih," ucap Jeane berbisik pada X10.

Hati X10 menghangat ketika mendengar ucapan Jeane itu.

***

"Apakah kau sudah mendapatkan apa yang di maksud dari chip itu?" tanya Tuan Park yang kini tengah duduk dikursi miliknya.

"Ini, saya mendapat kan tiga data yang kemungkinan besar bisa menjadi menjadi isi dari chip itu," ucap Jeha tegas.

"Bagaimana kau bisa memilih tiga kemungkinan besar adalah data yang menyangkut chip yang mereka maksud?"

Jeha menjelaskan bahwa ia mendapatkan kemungkinan itu berdasarkan tiga data penting yang di masukkan oleh pemerintahan dalam security system perusahaan tersebut.

Tuan Park tampak mengusap dagunya sejenak mempertimbangkan penuturan Jeha sekretarisnya itu.

"Perlihatkan padaku," ucap Tuan Park pada Jeha.

Dengan cepat Jeha mengulurkan berkas yang sedari tadi berada di tangannya pada Tuan Park.

Tuan Park tampak sedikit menyipitkan manik nya setelah melihat berkas itu.

'Data data ini, apakah mungkin salah satu chip yang mereka maksud adalah hal ini?' gumam Tuan Park yang sedikit ragu.

Pasalnya dokumen yang berada di tangan Tuan Park memang bisa di bilang sangat rahasia, hanya saja Tuan Park belum memahami motif nya, dari ketiga dokumen yang menurutnya paling rahasia adalah kontrak kerjasama negara Korea dengan negara lain yang saling menguntungkan, dan untuk kedua dokumen lainnya terlihat sedikit terkait yang dimana menyebutkan salah satu nama pengkhianat negara yang sudah masuk daftar hitam dan dinyatakan tewas.

"Bagaimana Direktur Park?" tanya Jeha pada Tuan Park.

"Untuk sementara aku akan menyimpan dokumen ini sebagai kartu AS kita, walaupun kita belum tahu diantara ketiga itu mana yang sebenarnya isi dari chip yang dimaksud," ucap Tuan Park tegas.

Jeha yang mendengarkan perkataan Tuan Park tentu saja mengiyakan perkataan atasannya itu.

Setelah nya Tuan Park pun mempersilahkan Jeha keluar dari ruangannya itu.

'Awas saja kau menyakiti anakku, takkan kubiarkan kau mendapatkan dokumen yang kau mau.' gumam Tuan Park dalam benak.

***

X9 tampak duduk di salah satu tempat duduk yang berada di rumah sakit.

Ia sibuk memperhatikan dokumen dokumen yang berada dalam genggamannya, yang akhirnya ia berhasil kumpulkan selama beberapa hari ini.

"Kenapa aku tak berfikir bahwa seharusnya dari dulu aku curiga akan kejanggalan itu," gumam X9 merutuki dirinya sendiri.

X9 tampak menundukkan kepala nya, dan ada perasaan bersalah pada dirinya sendiri, yang tak bisa menjaga orang yang ia sayang.

Manik X9 telah basah, dan beberapa kali menghela nafasnya kasar.

'Aku harus membawa nya, dan meluruskannya,' gumam X9 dalam benak.

Setelah dirasa hati nya tenang dan lega, barulah X9 beranjak dari rumah sakit itu, dan berpindah ketempat lain untuk memastikan suatu hal, yang menurutnya masih ada beberapa kejanggalan disana.

***

"Bagaimana keadaan disana?"

"Tidak banyak pergerakan Sir, hanya saja sekretaris Tuan Park kini lebih sering keluar mencari informasi, kurasa mereka hampir menemukan apa yang sedang kita cari Sir."

"Sial, kau cari tahu secepatnya, dan pastikan kau dapat menghalangi pergerakan bocah itu."

"Baik Sir, aku akan mengusahakannya, dan akan memberikan info penting seperti sebelumnya padamu Sir."

"Oke, ingat pesanku sebelum nya."

"I...-iya Sir."

Setelah itu tak lama pemuda yang biasa di sapa Shadow memutuskan panggilannya pada salah satu orang kepercayaannya.

Selama ini tak banyak orang yang tahu bahwa Shadow sudah cukup lama ia menempatkan seseorang dalam lingkungan kantor Tuan Park untuk memantau pergerakan perusahaan itu.

Hanya saja Shadow bukanlah orang seperti Ryu yang lebih memilih jalan pintas untuk meraih atau menyelesaikan sesuatu, Shadow lebih suka dengan caranya yang sedikit lebih lama dari Ryu, tetapi pasti.

Shadow lebih memilih rencana yang matang terlebih dahulu dibandingkan terpotong di tengah jalan.

'Tenang saja King aku akan mendapatkan chip itu untukmu.'

...............

TBC

See you next chapter

Please leave comment and vote.....

.
.

Seya

X10 [END]Where stories live. Discover now