Chapter 51| Anxious

32 8 4
                                    

Tuan Park yang berdiri mematung mendengar ucapan ringan dari Jeane langsung berfikir keras dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Bukankah dirinya mengirimkan penjagaan dari A.O.K lalu mengapa kini Jeane mengatakan pada semuanya bahwa yang menjaga nya adalah anak dari Mr. Shawn? Lalu apakah mungkin memang benar pemuda yang dikirim A.O.K adalah benar benar putra Mr. Shawn yang selama ini disembunyikan ?

Pertanyaan panjang itu yang menjadi pertanyaan besar di kepala Tuan Park.

Mr. Shawn yang menyadari kebingungan Tuan Park langsung memberi kode dan bergumam pelan pada Tuan Park bahwa dirinya nanti yang akan menjelaskan semuanya tanpa terkecuali.

Mau tak mau Tuan Park menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan Mr. Shawn.

"Ane tak merindukan Mommy sayang?" tanya Nyonya Park memecahkan kecanggungan yang terjadi.

Jeane berdesis kecil lalu menghamburkan tubuhnya kepelukan ibu nya.

Bagaimana mungkin tidak merindukan ibu nya ?

Tentu saja Jeane merindukan keluarganya itu, terlebih memang sudah lama gadis itu tidak balik ke Korea semenjak ia memutuskan untuk kuliah di Oxford.

"Ane senang akhirnya dapat bertemu dengan Daddy, Mommy, dan Oppa yang menyebalkan ... Terimakasih Dad," cicit Jeane menatap ketiganya, dengan di akhiri dirinya yang menatap Mr. Shawn.

Dengan senyuman yang terpatri di wajah nya Mr. Shawn menganggukan kepalanya.

"Duduklah, bersenang senang lah dan lepaskan kerinduan kalian selama beberapa jam kedepan, dan untuk sementara saya pergi dulu," ucap Mr. Shawn seraya berpamitan sejenak sampai waktu yang di janjikan antara Tuan Park dan Mr. Shawn selesai.

"Loh Dad ! Dad mau kemana ? Dad mau meninggalkan Ane dan tidak mempertemukan Ane dengan Niel Oppa?" tanya Jeane spontan saat menyadari dirinya akan ditinggalkan dengan keluarganya saja.

Entahlah Jeane sudah merasa nyaman dengan kehadiran Mr. Shawn, untuk itu saat akan berpisah justru Jeane seakan merasa ada yang hilang.

Mr. Shawn yang mendengar perkataan Jeane yang seolah takut di tinggalkan oleh nya, langsung menghampiri Jeane dan memeluk Jeane penuh kasih sayang.

Jeane tak masalah dengan hal tersebut, malah ia merasa sosok ayah kedua setelah Tuan Park sendiri tentunya.

Mr. Shawn yang merasa timing yang pas akhirnya segera membisikkan pada Jeane.

"Dad hanya memberi mu kebebasan kamu bersama keluargamu beberapa jam kedepan, dan Dad tidak pergi jauh, hanya menunggumu diluar, dan untuk Niel Oppa mu tentu saja kau akan bertemu dengannya, jika tidak mungkin sebentar lagi Dad akan di buru pertanyaan panjang kali lebar darinya," ucap Mr. Shawn di telinga Jeane.

Jeane yang mendengarkannya hanya menganggukan kepalanya mengerti maksud yang kini dikatakan langsung oleh Mr. Shawn.

Setelahnya Mr. Shawn melangkahkan kaki nya kembali keluar dari tempat itu.

Tuan Park yang menyadari arah pandang Jeane yang masih memandang punggung Mr. Shawn semakin lama menjauh akhirnya langsung merangkul putrinya, dan mulai mempertanyakan hal hal kecil yang sebenarnya terjadi padanya selama jauh darinya.

Awalnya tentu saja Jeane tak berkata jujur pada Tuan Park melainkan berusaha menutup nutupi kejadian yang menimpanya, hingga pada akhirnya Tuan Park mendesah pelan dan memegang bahu Jeane lembut, dengan tatapannya yang langsung menatap ke arahnya.

Perlahan Jeane menundukkan kepalanya, dengan cairan bening yang kini mulai turun dari manik cantiknya.

Ia mulai merasa sedikit tertekan dengan pertanyaan pertanyaan yang menanyakan mengenai keadaannya sebelumnya.

Haruslah ia mulai menceritakan mengenai kejadian yang menimpa nya dari awal ?

Oh ayolah dengan begitu Jeane juga harus membuka cerita lama yang ingin ia lupakan bukan ?

Jeane mengambil nafas dalam dalam, dan menghela nya pelan. Ia mulai menjelaskan bahwa ia dalam baik baik saja, walaupun sebelumnya ada hal mengerikan menimpanya, tetapi beruntunglah dirinya diselamatkan oleh X10, kemudian Jeane juga menceritakan bagaimana pada akhirnya X10 menitipkan dirinya pada ayah dari X10, yang tak lain adalah Mr. Shawn.

Seketika Nyonya Park yang sejak tadi berada di sebelah William, langsung menghambur kepelukan putranya berusaha menutupi tangisannya dari putrinya.

"Mom jangan menangis, Ane tak akan suka Mom menangis," bisik William di telinga Nyonya Park.

Nyonya Park akhirnya menganggukan kepalanya membenarkan apa yang dikatakan oleh William.

William benar, tak mungkin putrinya akan senang jika mengetahui bahwa ibu nya bersedih menangisi apa yang sebelumnya terjadi padanya.

"Ane, sebaiknya kita lupakan hal itu, dan beritahu Mom mengenai hal yang menarik yang kau ingat," lirih Nyonya Park yang berusaha tegar.

Jeane pun langsung menolehkan kepalanya ke arah ibunya dengan sebuah senyuman tipis.

Sejujurnya Jeane sadar bahwa ibu nya hanya ingin mengambil mengalihkan pembicaraan dan berusaha melupakan kembali ingatan buruk yang pernah menimpanya, tetapi Jeane sangat menghargai usaha ibunya tersebut.

'Gomawo Oppa,' ucap Jeane tanpa suara menatap William.

William dengan senyuman gingsul nya tersenyum lepas sambil mengusak rambut Jeane pelan.

***

Seorang pemuda tampak sedikit gelisah, bahkan sesekali merubah posisi duduk nya ke kanan dan ke kiri.

'Aish ...!'

Dengan terpakasa pemuda itu akhirnya membuka manik nya dan mengusak rambut nya pelan.

Sungguh ia tak suka dengan situasi seperti ini, dimana ia harus menahan rasa rindu nya yang telah meluap.

'Ughh ... kenapa penerbangan ini lama sekali,'benak X10 merutuki lama nya perjalanan yang harus ia tempuh agar dapat menemui gadis yang ia sayangi.

Dengan dingin X10 menggerakkan tangannya memberikan kode pada seseorang untuk mendekati dirinya.

Pemuda yang merasa terpanggil oleh X10 langsung mendekatkan dirinya.

"Can I help you?" tanya pemuda itu pada X10.

Dengan malas X10 menanyakan mengenai berapa lama lagi perjalanan yang harus ia tempuh untuk sampai di Korea.

Pemuda itu dengan sopan langsung menjelaskan pada X10 bahwa hanya beberapa jam lagi ia akan sampai di Korea, dan tentunya di Korea Mr. Shawn juga sudah menyiapkan segala sesuatu nya untuknya.

Tak berlama lama X10 pun langsung menganggukan kepalanya, dan mengibaskan tangannya agar pemuda itu langsung pergi darinya.

Sungguh pikiran X10 sudah kalut, dan di otak nya hanya ada wajah Jeane semata.

'Kau baik baik saja kan ?' Monolog X10 dalam benak.

.......
TBC

See you next chapter

Leave a comment and vote

.
.

Seya

X10 [END]Where stories live. Discover now