Chapter 47| Express Feeling

20 9 0
                                    

Mr. Shawn yang sedari tadi memerhatikan Jeane, akhirnya bertanya pada gadis itu, sebab menurut nya ia tampak aneh setelah mendapat telefon dari putranya.

"Ane ... ada apa dengan wajah mu, dan mengapa sedari tadi kau memegang pipi mu? apakah kau merasa tak enak badan?" tanya Mr.Shawn.

"A...-ah itu ..."

Jeane gugup menjawab pertanyaan Mr. Shawn, bagaimana tidak .. X10 baru saja mengucap kan kata yang sedikit sensitive menurutnya.

Mr. Shawn mengeryitkan alisnya bingung.

Sungguh ia tak tahu apa yang harus ia katakan pada Mr. Shawn.

Rasanya Jeane ingin menutupi seluruh wajah nya yang semakin lama semakin panas ia rasakan.

"Mmm, Dad bukankah cuaca hari ini panas?" ucap Jeane asal.

Pria paruh baya itu semakin mengeryitkan dahinya bingung. Ia tak mengerti dengan tingkah gadis yang ada dihadapannya saat ini.

"Bisa kau jelaskan pada Dad apa maksudmu, sungguh Dad tak mengerti."

"A..—ah Ane malu Dad ... Oppa.. Mmm..—"

Jeane menjeda kalimatnya dan menundukkan kepalanya.

"Oppa, menyatakan perasaannya padaku Dad." ucap Jeane sambil sesekali menggigiti bibirnya, dan menundukkan kepalanya.

"Benarkah?" pekik Mr. Shawn.

Mendengar suara antusias Mr. Shawn, membuat Jeane semakin menundukkan kepalanya malu.

"Hng," ucap Jeane sambil menganggukan kepala nya tak berani menatap Mr. Shawn.

Tak lama terdengar suara kekehan yang kelur dari mulut Mr. Shawn.

Mr. Shawn yang melihat ekspresi malu Jeane, menambahkan gemas tersendiri bagi Mr. Shawn yang melihatnya.

"Aku tak menyangka ternyata putraku dapat mengutarakan perasaannya pada seorang gadis," goda Mr. Shawn pada Jeane yang masih setia menundukkan kepalanya.

Perlahan Mr. Shawn mendekati Jeane dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

"Terimakasih Ane ... kau telah membuat putraku layaknya manusia normal yang dapat menyukai seseorang," ucap Mr. Shawn sambil mengusap punggung sempit Jeane.

Mendengar ucapan Mr. Shawn, sontak Jeane langsung berfikir seraya mencerna maksud perkataan Mr. Shawn itu dalam pemikirannya.

'Apakah sebelumnya Oppa tak memiliki kekasih atau seseorang di hidupnya?' lirih Jeane dalam benak sambil memberanikan mendongakkan kepala nya menatap Mr. Shawn.

"Ada apa Ane? kau bingung dengan kata kata Dad?" tanya Mr. Shawn saat menyadari raut wajah Jeane yang seolah berfikir keras mengenai kalimat yang ia utarakan sebelumnya.

Jeane menatap Mr. Shawn lekat, dan menganggukan kepalanya.

Melihat reaksi Jeane tersebut, Mr. Shawn langsung membalasnya dengan senyuman yang menghiasi wajah Mr. Shawn.

Ia pun akhirnya nya menjelaskan pada Jeane bahwa X10 sebenarnya adalah pemuda yang dingin, bahkan secara pribadi sebenarnya X10 tak dekat dengan Mr. Shawn, kalau saja tak ada Jeane, dan memerlukan uluran tangan bantuan, pastinya ia tak akan meminta bantuan darinya, bahkan dulu saja saat X10 mengalami kecelakaan cukup parah sekalipun, X10 akan tetap pada pendiriannya yang tak meminta bantuan.

"Kau beruntung ... begitupun dengan putraku yang beruntung menemukan mu," lanjut Mr. Shawn sambil membenarkan rambut Jeane yang sedikit berantakan.

X10 [END]Where stories live. Discover now