Chapter 34| Finally

30 8 8
                                    

Baik X10 dan Jeane kini masih berada Tokyo menunggu kedatangan bantuan dari Mr.Shawn.

Sesekali X10 memeriksa jam, sambil menyandarkan diri nya di sofa yang ada pada ruangan tersebut.

"Oppa, tak bisakah kau rileks sebentar," ucap Jeane yang akhirnya beranjak dari ranjang tempat tidur menuju sofa yang diduduki oleh X10.

"Hah ?!"

"Iya tak bisakah Oppa tidak terlalu gelisah? aku tahu mungkin orang orang itu masih mengejarku tapi aku tak suka melihat Oppa gelisah seperti ini," ucap Jeane sambil mengusap rahang tegas X10.

X10 meneguk saliva nya kasar.

'Apakah terlalu ketara kalau aku sedang gelisah ?' tanya X10 pada dirinya sendiri.

"Maaf," lirih X10 pelan.

Jeane yang tau alasan X10 tidak tenang seperti ini pasti ada kaitannya dengan dirinya, untuk itu Jeane mengambil langkah inisiatif dengan memeluk X10 dan mengusap punggung X10 agar lebih tenang menurutnya.

"Apakah dengan begini Oppa bisa lebih tenang?" tanya Jeane pada X10.

Hanya sebuah dengungan yang X10 berikan sebagai jawaban, sebab sejujurnya X10 memang jauh lebih tenang dari sebelum nya, bahkan rasa gelisah itu sirna, tetapi ......

...... justru jantung X10 yang kian berdetak cepat, serta seketika pemuda itu membeku ditempat duduknya. Ingin rasanya X10 membalas pelukan Jeane. Namun entah mengapa tangan X10 seakan tak bisa di gerakkan. X10 terlalu kaget dengan perlakuan Jeane yang tiba tiba itu.

X10 mengambil nafas dalam dalam dan membuangnya perlahan. Ia berusaha menetralkan kembali degup jantung nya yang berirama tak teratur itu.

Setelah Jeane rasa X10 sudah tidak gelisah ia melepaskan pelukannya, dan menatap wajah X10 yang menurutnya tampan.

Ya, Jeane mengakui kalau X10 tampan.

"Oppa ada apa dengan telingamu ?"

"Telinga?"

Jeane mengangguk lucu.

X10 dengan cepat memegang kedua telinganya.

"Tidak ada apa apa kok," sahut X10 yang masih bingung dengan pertanyaan Jeane sebelumnya.

"Itu telinga Oppa merah," jawab Jeane sambil mengusap telinga X10.

Oh ayolah tak tahukah Jeane bahwa telinga X10 merah karena dirinya?. X10 malu atas perlakuan Jeane tadi, dan tak mungkin kan ia bisa mengungkapkannya pada gadis itu?.

Baru saja X10 hendak memberi alasan asal atas pertanyaan Jeane, X10 di kaget kan dengan bunyi pesan yang baru saja masuk pada handphone nya.

"Let's go," ucap X10 sambil menarik lembut tangan Jeane.

Jeane hanya menganggukan kepalanya dan mengikuti langkah X10.

Keduanya keluar dari hotel yang mereka tempati.

X10 mengedarkan pandangan pada sekeliling nya, dan setelah dirasa aman ia langsung masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan oleh Mr. Shawn.

"Selamat datang Tuan muda," ucap sang sopir yang mengendarai mobil itu.

X10 hanya menganggukan kepalanya, sedangkan Jeane mengerutkan alisnya bingung.

'Tuan muda? siapa Niel Oppa sebenarnya ?'

Jeane sejujur nya ingin langsung bertanya pada X10, tetapi bukankah jika ia bertanya saat ini waktunya tidak tepat ?.

"Kemana kita pak?" tanya X10 pada sopir tersebut.

X10 [END]Where stories live. Discover now