Chapter 40| Open Identity (4)

27 8 3
                                    

Calgary, Kanada

X10 kini sudah sampai di Kanada, atau lebih tepat nya kediaman seseorang yang X10 anggap kakak kandung nya sendiri.

Kediaman tersebut sesungguhnya milik X10, hanya saja ia menitipkan sepenuhnya tempat tinggal itu kepada seseorang yang X10 anggap kakak tersebut.

"Svaagata Sir," ucap kepala pelayan yang berada di kediaman tersebut menyambut X10.

X10 menganggukan kepala nya kecil, dan melangkah kan kaki nya masuk.

"Mr. Joe have been waiting for you, please come in Sir," ucap kepala pelayan itu kembali pada X10 sambil mengarah kan nya.

"Thank you for your help Mrs.Ang, i'ts been a long time I'm not to see you," ucap X10 sopan.

Kepala pelayan tersebut hanya menganggukan kepala, sambil tersenyum cerah pada X10, yang di balas dengan senyuman dan tepukan pelan pada pundak pelayan tersebut.

Ya, Kepala pelayan itu sudah lama mengenal X10, bahkan ia juga tahu bahwa pemilik asli dari kediaman itu adalah dirinya, hanya saja X10 pernah mengatakan pada Mrs.Ang, jika dirinya datang kembali ke kediaman tersebut anggaplah dia layaknya seperti tamu. Awalnya Mrs.Ang bingung dengan perintah X10 tersebut, hanya saja karena berjalan nya waktu Mrs.Ang memahami bahwa tak sepenuh nya hal yang dilakukan X10 harus di jelaskan secara detail, ia tahu bahwa terkadang X10 menyembunyikan identitasnya, untuk itu ia memahami atasannya itu.

Dalam kediaman tersebut yang mengetahui identitas X10 hanya dua orang, yang pertama Joe orang yang sudah X10 anggap kakak kandung sendiri, dan yang kedua adalah Mrs.Ang, sedangkan pelayan lainnya tidak mengetahui apapun mengenai identitas X10 yang sebenarnya.

"Hyung ....!!" pekik X10 sambil berlari kecil pada Joe saat mendapati Joe yang tengah merentang kan tangannya menunggu pelukan X10.

Bruk !

"Welcome home .... Nielson," ujar Joe sambil mengusap punggung X10.

X10 menganggukan kepalanya pelan.

"Hei, I miss you brother," ucap X10 tanpa gengsi sedikit pun pada Joe.

Joe yang mendengar perkataan X10, langsung segera melonggarkan pelukannya.

"Apakah hyung tak salah mendengar kau mengakui bahwa kau rindu padaku?" goda Joe pada X10.

X10 memalingkan wajahnya.

"Hng, tapi terserah jika hyung tak percaya," ucap X10 tak berani menatap Joe.

"Baiklah, baiklah aku mengalah, aku ... percaya kalau kau rindu padaku," ucap Joe sambil tersenyum puas.

"Jadi ... apakah kau siap dengan pilihan mu ini Niel?" tanya Joe sedikit ragu.

"Hng, tentu saja hyung ... aku sudah tau alasan Mark ingin bernegosiasi denganku," ucap X10 tenang.

"Sungguh kau sudah mengetahui nya Niel?" tanya Joe antusias.

X10 menganggukan kepalanya penuh percaya diri, bahkan dengan isengnya ia justru berbalik bertanya pada Joe mengenai dirinya percaya atau tidak percaya padanya.

"Ya...ya ... ya, aku selalu percaya padamu, bahkan 1000%," ucap Joe.

X10 menganggukan kepalanya antusias.

"Lalu untuk apa kau ingin menemuinya ? jika kau sudah tau alasan Mark ingin menemuimu," tanya Joe yang masih bingung dengan pilihan Daniel.

"Aku hanya ingin memastikan satu hal, sejauh mana mereka mengetahui identitasku," ucap X10 dengan tenang, dan penekanan pada setiap kata yang di lontarkan olehnya.

"A...-ah aku mengerti, tapi kau terlalu berani Niel, kau tak takut bahwa mereka akan mengancam nyawamu?" tanya Joe kembali.

X10 hanya mengendikkan bahunya sebagai jawaban.

"Kau kan tahu hyung, hidupku selama ini memang selalu seperti itu ....—"

X10 menjeda kalimatnya sejenak, dan mengetuk jarinya pada pahanya.

"Namun ... jika ada yang terjadi padaku saat menjalankan misi ini, bisakah aku menitip kan sesuatu untuk seseorang yang akhir akhir ini mengubah diriku menjadi manusia normal?" ucap X10 sambil menatap lekat manik Joe.

"Hah?! apa maksudmu?" tanya Joe yang tidak mengerti apapun maksud perkataan yang X10 lontarkan padanya.

X10 merogoh kantong nya dan mengambil foto kecil milik Jeane yang sebenarnya sudah lama X10 simpan saat menerima misi awal menjaga Jeane.

"Seorang gadis?"

Joe mengeryitkan dahinya.

"Apakah adik kecilku kini sedang jatuh cinta pada gadis ini?" lanjut tanya Joe yang mulai memahami maksud X10.

X10 tak menjawab apapun mengenai pertanyaan Joe, yang X10 lakukan hanya lah tersenyum dengan makna yang dalam.

Joe paham maksud X10.

"Hah ~~ tak kusangka ternyata adikku normal, kukira kau tak akan mengenal yang namanya jatuh cinta," gumam Joe pelan.

"Doakan saja misi ku lancar, jika semuanya lancar, mungkin aku akan meninggalkan dunia seperti ini nantinya," ucap X10 sedikit samar di telinga Joe dan beralih meninggalkan Joe menuju kamarnya yang berada di rumah itu sambil melambaikan tangannya pada Joe.

'Tak kusangka Niel berubah atau mungkinkah semua hal yang kini ia lakukan terkait gadis itu?' gumam Joe pada dirinya sendiri.

***

Seorang pemuda dengan coat panjang nya menghentikan langkah seorang pemuda lainnya yang menggunakan pakaian sedikit formal dengan kaos putih di dalam nya dibalut jas hitam yang melekat pada tubuhnya.

"Uri manida ...... uri dongsaeng," ucap pemuda dengan brown coat panjang.

Sontak pemuda di hadapan pemuda yang berbalut coat panjang itu langsung diam membeku di tempatnya, bahkan tanpa ia sadari manik nya kini terlihat berkaca kaca.

"Hyu...-hyung," ucap pemuda itu sedikit bergetar.

"Yeah kau benar, aku kakak mu ... Hwang Minhyuk ... uri manida Hanjin-ah," ucap pemuda dengan coat panjang.

Pipi Hanjin kini telah basah oleh cairan bening yang tak dapat ia bendung dari kedua manik miliknya.

"Kau tidak ingin memeluk ku?" tanya Minhyuk pada Hanjin.

Hanjin yang mendengar perkataan kakak nya langsung memeluk kakak nya itu tanpa basa basi.

"Aku rindu hyung," ucap Hanjin dalam pelukan kakaknya.

"Kau pasti sudah mengalami masa yang sulit saat kau tak bersama ku, maafkan aku," ucap Minhyuk sambil mengusap punggung adiknya.

Hanjin menggelengkan kepala nya cepat.

"Tidak hyung,"

"Kalau begitu, maukah kau meninggalkan pekerjaan mu yang sedang kau lakukan saat ini dan tinggal bersamaku?" tanya Minhyuk to the point.

Sontak Hanjin melepaskan pelukannya.

"Maafkan aku ... untuk saat ini aku tak bisa ........—"

Hanjin menjeda kalimat nya, seolah menimbang perkataan yang akan dia ucapkan pada kakak nya itu.

"Beri aku waktu," Lanjut ucap Hanjin.

"Baik, aku akan selalu menunggu mu," jawab Minhyuk.

'Kuharap kau memutuskan hal yang tepat Hanjin-ah ... aku tak mau kau terus menerus terlibat dalam organisasi itu.' Monolog Minhyuk dalam benak.

.................
TBC

Ngeh ngga Minhyuk disini siapa ??

See you next chapter

Please leave comment and vote ......

.
.

Seya

X10 [END]Where stories live. Discover now