Chapter 17| Open Identity (1)

43 12 13
                                    

Kini Jam telah menunjukkan pukul 07.15 PM, karena bosan Jeane tanpa sadar sudah terlelap di sofa ruang tengah apartemen nya.

Tok
Tok

Merasa tidak ada jawaban, Daisy yang mengetuk pintu apartemenya tersebut langsung memasuki apartemennya dengan sebuah kode pada gagang pintu.

"Pantas saja tidak ada jawaban," gumam Daisy pelan saat melewati sofa tempat Jeane tertidur.

Daisy yang melangkah kan kaki nya melewati sofa menuju kamarnya tampak memijit pelipis nya pelan, saat tiba tiba saja selintas ia mengingat akan sosok pemuda dingin yang tak pernah ia lihat sebelumnya tampak menemui atasannya itu.

Setelah ia masuk kamar, ia pun bergegas mengambil selimut yang ada di kamar untuk di pasangkan kepada Jeane yang sudah terlelap di sofa.

Saat hendak memasangkan selimut pada Jeane, terdengar suara ketukan pintu apartemen mereka.

Dengan malas Daisy jalan menuju pintu dan membukanya.

"Oh Oppa, ada apa Oppa malam malam kesini ?" tanya Daisy singkat.

"Hmm,  mau mengantarkan makanan untuk kalian, Jeane mana?"

Refleks Daisy langsung memberikan jalan untuk X10 agar dapat masuk ke dalam apartemennya, sembari memberi tahu bahwa Jeane tertidur di sofa.

"Taruh disana saja Oppa makanan nya, nanti aku yang siapin," ucap Daisy sambil menunjuk meja ruang makan.

X10 pun mengangguk dan membawa bungkusan makanan yang tadi ia bawa ke arah meja makan.

Setelahnya X10 pun melangkahkan kaki nya mendekati Jeane yang terlelap di sofa.

"Hei maafkan aku meninggalkan mu saat menonton film tadi siang, pasti kau bosan makanya tertidur di sofa ini," ucap X10 pelan sambil mengusap rambut Jeane.

"Ekhem...,"

Secara spontan X10 tersentak menjauhkan tangannya dari rambut Jeane.

Tanpa basa basi, Daisy dengan tak tahu dirinya justru menyindir halus X10 dengan mengatakan bahwa dirinya menyukai Jeane, gadis yang tengah terlelap disofa.

Seketika X10 mematung tak dapat berkutik sedetik pun, berusaha mencerna perkataan Daisy.

"Oppa ?"

X10 tak terlalu menanggapi, melainkan hanya tersenyum tipis dan gendikkan bahu pelan.

"Kalo Oppa menyukai Jeane juga tak apa, aku mempercayai Oppa kok, asal Oppa tidak menyakitinya," goda Daisy sambil menepuk bahu kekar X10.

Lagi lagi X10 tak terlalu menanggapi nya, membuat gadis yang tadi mencoba menggodanya hanya dapat mendengus pelan.

Tanpa keduanya sadari interaksi mereka nyata nya telah mengusik Jeane yang tengah terlelap.

Jeane perlahan menggerakkan tubuhnya dan mengerjapkan manik nya.

"Niel Oppa ... Daisy,"

Refleks X10 dan Daisy menolehkan kepalanya kearah sumber suara.

"Oh, kau sudah bangun," ucap X10.

"Hng"

"Oppa sih jadi bangun kan!" pekik Daisy  sambil menyenggol X10.

X10 memilih tak menanggapi perkataan Daisy.

Sejenak Jeane mengerutkan dahinya, dan menyipitkan maniknya berusaha menelisik apakah di hadapannya benar benar X10 atau bukan.

X10 [END]Where stories live. Discover now