04: Basecamp

22.7K 1.9K 535
                                    

04: Basecamp

°°°

Setelah membaca pesan itu, Natasya segera memasukkan benda pipihnya ke dalam tasnya dengan perasaan campur aduk.

"Siapa?"

Natasya melirik Varo. "Kepo lo. Dah ah, balik aja yuk," balasnya jutek.

Varo tidak ingin ambil pusing. Ia memilih menyalakan motor ninjanya ketika Natasya sudah bertengger di atas motornya. Sepertinya, cewek pendek itu tidak sedang ingin ditanyai macam-macam.

"Pulang?" tanyanya sambil menjalankan motornya di atas aspal.

"Iyalah! Lo pikir mau ke mana? Ini udah sore."

"Yeu, gue kan nanya baik-baik."

"Gue lagi gak mood."

"Ooh pasti karena cowok cupu itu gak ada di rumahnya, kan?"

Varo benar-benar cari mati. Sudah tahu hari ini Natasya sedang datang bulan, bukannya tidak mengganggunya, ini malah semakin gencar menggodanya. Benar-benar ingin menjadi umpan singa yang kelaparan.

"Besok kali," ujarnya jutek.

"Kalo gak besok?"

"Iiih!! Bacot ah! Buruan deh yang ngebut biar cepet sampe rumah. Gue udah pengin mandi!"

Di balik helm fullface-nya, Varo terkekeh pelan. "Mandi di rumah gue aja mau gak, yang?"

"NGGAKKK!"

"Iya iya deh. Serem amat gue abis mbangunin singa tidur."

"APA?! SINGA?! LO BILANG GUE SINGA?"

Dengan cekatan, Natasya mencubit badan Varo yang dapat ia raih. Punggung, lengan, tangan, perut, bahkan pahanya. Tapi bukannya kesakitan, Varo malah tertawa kencang.

"Tuhkan, dibilang gitu doang singanya bangun, hahaha."

"Singa singa! Monyet sekalian!" serunya sambil melipat tangan di depan dada. Berlagak mutung.

"Oh mau gue panggil monyet aja? Oke deh, nyet. Kontak lo mulai sekarang gue namain 'Monyet Sayang' aja gimana?" tanyanya mencoba menahan tawanya.

Namun bukan Varo namanya jika tidak meluapkan ketawanya di depan Natasya. "Tau ah!"

Sebelum benar-benar mutung, akhirnya Varo mengakhiri tawanya.

"Oh iya, nyet."

"Apa lagi, hah?"

"Gue lupa nanya."

"Apaan?" sahutnya.

"Rumah lo di mana?"

°°°

Setelah satu jam sendiri berada di atas motor dengan Varo, Natasya akhirnya pulang ke rumah dengan selamat sentausa.

Jika saja tadi Varo tidak membuat mereka berdua tersasar, mungkin sekarang Natasya sudah mandi dan sedang menonton film di laptop-nya. Tapi, karena sosok Varo semuanya menjadi buyar. Jadwal menonton film-nya terkuras banyak. Belum lagi mengerjakan pr yang bejibun di meja belajarnya.

"Makasih atas kesasarnya ya, Alvalerron," dia sedikit menekan kata kesasarnya untuk membuat Varo merasa tersindir.

Tadi mereka berdua memang sempat tersasar ke daerah yang benar-benar sepi. Varo sebenarnya tahu daerah situ, hanya ia pura-pura tersasar agar bisa berduaan dengan Natasya. Apalagi saat melihat wajah cewek itu yang cemas tidak bisa pulang, membuat Varo ingin tertawa saat mengingatnya.

ALVALERRON ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang