34: Sunday Happines

9.6K 961 220
                                    

34: Sunday Happines

°°°

Minggu.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itu tiba. Hari di mana menjadi suatu kesenangan tersendiri untuk Natasya. Pasalnya, sesuai janji sewaktu mereka di kantin yang merencanakan bahwa mereka akan pergi bersama ke pantai untuk bersenang-senang.


Tentunya Natasya adalah orang paling bahagia di antara yang lainnya. Ia sampai rela bangun subuh-subuh untuk semua itu. Bahkan, ia mempersiapkan semuanya dari semalam. Mulai dari baju yang akan dipakai, sepatu, jaket, dan lainnya.

"Wih, tumbenan amat kak Asya bangun pagi. Biasanya aja masih molor," kata Oliv yang tiba-tiba nyelonong masuk ke kamar kakaknya, "pasti mau jalan sama kak Varo. Iya, kan?"

Kakaknya itu hanya tertawa geli sambil berkaca. Ia memang sedang mempaskan baju yang akan ia pakai itu ke badannya.

Oliv menggelengkan kepalanya. "Dasar punya kakak bucin! Ditanyain malah senyum-senyum sendiri. Awas nanti bisa jadi pasien rumah sakit jiwa, lho," celetuknya lagi.

"Ih kamu gak bisa amat liat kakak bahagia dikit." Natasya menatap adiknya dari pantulan cermin di kamarnya.

"Ah udah deh, buruan turun! Mami udah nyiapin sarapan buat kita. Aku ke sana dulu."

"Iya nanti gue nyusul," katanya sambil masih berkaca.

Oliv turun dari lantai atas. Ia menghampiri Lisa yang masih asik memasak di dapur dibantu mbak Par, ART mereka.

Ya, semenjak kepergian David, papi Natasya dan Oliv, Lisa memang membutuhkan pekerja untuk membantunya di rumah.

"Lho?" Lisa menatap Oliv dengan kernyitan di dahinya, "Nanat mana?"

"Tau tuh, lagi sibuk ngaca. Biasalah, Mi, mau ketemu sama pacarnya. Hahaha ..." tawanya.

"Anak mudaaaa ... Dulu juga mbak Par gitu pas mbak masih muda," sahut mbak Par sambil memotong bawang merah di meja makan. Matanya sudah mulai berair karena perih terkena bawang.

"Sekarang?"

"Udah tua."

Mereka tertawa.

Lalu mereka sibuk dengan pisau di tangan masing-masing.

Namun, taluan pisau di dapur dikalhkan oleh suara bel rumah berbunyi. Oliv yang sedang duduk di meja makan itu kemudian berdiri. Pasti kak Varo, nih. batinnya.

Ting tong!

"Iya sebentar!" serunya dari dalam.

Ckrek!

"Eh, ada adik ipar. Hallo!" sapa Varo sambil mencubit pipi Oliv.

"Hallo, Kak. Mau jemput kak Asya?" tanya Oliv excited.

"Iya, Liv. Ada, kan? Kalo gak ada kebangetan."

Oliv terkekeh. "Ada. Tunggu di dalem, Kak. Nanti Oliv panggilin."

Varo masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salamnya. Ia duduk di sofa sambil sesekali mengelus rambut. Sok ganteng. Tapi emang ganteng:v

Oliv menaiki tangga untuk menuju ke kamar kakaknya.

TOK TOK TOK!

"Kak Natasya!! Pacarnya udah dateng!" seru Oliv seperti penagih utang.

ALVALERRON ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang