44: I'm Sorry
°°°
Sepuluh menit yang lalu, Natasya sudah sampai di rumahnya. Satu kata yang dia ucap. Sepi.
Kata mbak Par, Lisa sedang ada urusan di salonnya, sementara Oliv memang sedang sekolah. Ia di rumah sendirian. Ingin menonton televisi, namun malas turun ke bawah. Ingin menonton film di laptop, namun malas mengeluarkan laptop-nya. Rasanya dia sedang tidak bersemangat hari ini.
Sekelebat bayangannya tentang Varo dan Amanda yang berpelukan itu terulang lagi di memori ingatannya. Rasanya sangat sulit menerima keadaan. Padahal Natasya belum sepenuhnya yakin kalau dia sudah menyukai Varo.
"Apaan sih?! Amanda udah jelas-jelas suka sama Varo! Udah deh, Nat, gak usah berharap lebih sama Varo. Lo pendek, jelek, dan jutek. Varo mana suka sama cewek kayak lo! Dia suka cewek tinggi, cantik, gak jutek, dan body goals kayak Amanda!" serunya.
Tiba-tiba entah mengapa dia membandingkan dirinya dengan Amanda. Padahal, jatuh cinta itu tumbuh secara tiba-tiba. Cinta itu buta. Jika Varo sudah menyukai Natasya, maka selamanya akan begitu. Dia tidak akan berpaling, kecuali ... Natasya sendiri yang berpaling kepadanya.
"Ah udah deh! Percuma juga gue mikirin itu! Mending gue tidur!"
Dia melirik jam beker mungilnya, sekarang pukul 11:45. Sepertinya enak untuk tidur siang.
Namun baru memejamkan mata, mbak Par mengetuk pintu.
Tok tok tok!
"Neng Nanat. Anu ... Ada yang nyariin."
Tok tok tok!
"Siapa, Mbak?" teriak Natasya dari dalam. Ia enggan sekali membukakan pintunya karena sudah berbaring di posisi wenak, rebahan.
Mbak Par menggaruk kepalanya. "Anu ... saha nya? Aduh! Mbak teh gak tau, Neng. Sakedap, Neng."
Mbak Par berlari kecil sambil membawa kemoncengnya itu ke ruang tamu. Menemui seseorang yang datang ingin menemui anak majikannya itu.
"Gimana sih mbak Par! Nerima tamu gak tau tamunya siapa! Kalo tamunya itu tetangga, gue ogah nemuin! Pasti mau minta super pel! Kalo nggak, minta garem dapur!" cercanya tidak jelas, "lagian, kenapa tetangga-tetangga gak modalan banget, sih?! Minta garem selalu ke sini, kalo mau asin-asin tuh pake umbel aja tuh! ASIN!"
Mungkin, karena efek lagi emosional dan cemburuonal, jadi Nanat agak gila begini, pemirsa.
"Maap, Den. Anu ... Aden teh siapanya eneng Nanat, nya?" tanya mbak Par di depan Varo.
Varo dengan wajah cemasnya ikut berdiri. Dia mengusap wajahnya kasar. "Bilang aja, pacarnya mau ketemu. Saya Varo!"
"Oh, nya. Nya, Den."
Varo duduk di sofa dengan kasar lagi. Dia mengacak rambutnya dengan kasar pula. Frustasi sendiri.
Tok tok tok!
"Neng Nanat?"
"Apalagi sih, Mbak?!"
"Buka atuh, Neng."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVALERRON ✓ [TERBIT]
Dla nastolatkówVaro itu bandel, bad boy, kadang mesum, urakan, nakal, ketua gankster, dan suka jailin guru. Natasya itu jutek, pendek, imut, dan suka jadi bahan jailan Varo. Varo sama Natasya itu rival. SEKALI LAGI RIVAL, OKE?! Tapi kenapa mereka jadi deket terus...