35: Sweet Moment
°°°
Langit hari ini sangat cerah. Secerah hati dan perasaan dua anak adam yang tengah menyusuri padatnya jalanan kota di siang ini.
Belum terlalu siang juga, sih, namun jam tangan Natasya menunjukkan pukul 09:35 AM dan matahari sudah menyinari mereka dengan cahaya yang terang.
Natasya memejamkan matanya dan kepalanya masih bersender di punggung Varo. Mencari titik nyaman di sana.
"Nanat!"
"Hm?"
"Kita langsung ke pantai, kan?" tanya Varo sedikit keras.
"Gak kumpul di rumah Louis dulu?" Natasya sedikit mendongak melihat wajah Varo di balik helmnya.
"Gak ah, gue mau berduaan sama lo."
Pipi Natasya bersemu kembali. Ia mengeratkan pelukannya di punggung Varo lagi.
"Cieee terbang!" lesek Varo.
Natasya menggigiti bibirnya untuk menahan senyumnya.
"Nanti kalo kita udah sampai di pantai, baru deh kabarin yang lain kalo kita udah di pantai."
Si cewek mendengus. "Ish, gak sesuai janji."
"Tapi suka, kan?" godanya.
"Iya."
Seketika Varo tersenyum manis, sayangnya Natasya tidak bisa melihat senyumannya itu. "Apa?! Gue gak denger!"
"Iiii ... ya!!"
"HAH?!"
"IYA IYA IYA!!"
Tawa Varo meledak.
Entah ini mimpi atau bukan, sekarang Natasya menjadi semakin baper kepadanya. Padahal sejak awal mereka selaly berantem dan diakhiri Natasya yang selalu marah-marah kepada Varo. Namun kali ini berbeda.
"Natasya," panggilnya.
"Hm?"
"Kalo gue sekarang berhadapan sama lo, mungkin gue mau bilang sesuatu ke elo."
"Bilang apa?"
"Gue sayang sama lo," ujarnya vulgar.
Blush.
Sontak Natasya membeku. Ia menangkup pipinya dengan satu tangan, sementara tangan yang lainnya masih memeluk Varo.
"G-gimana? Gimana?"
Satu tangan Varo mengelus lembut tangan Natasya yang masih memeluknya erat. Ia lega karena sudah mengatakan itu kepadanya. Meskipun sekarang detak jantung Varo berdegub kencang. Tidak biasanya saat dia akan mengatakan itu kepada mantan-mantan pacarnya yang dulu.
"Gue sayang sama lo, Nat."
Gue sayang sama lo, Nat.
Gue juga. balasnya dalam hati.
Ingin rasanya Natasya juga berkata seperti itu, namun gengsinya lebih besar mengalahkan segalanya. Ia juga malu untuk mengatakannya.
"Varoooo! G-gue malu."
"Gak apa-apa. Artinya lo masih waras," kekehnya.
"Ih emang gue gila?"
"Iya. Gila sama cintanya Alvalerron Bramasta."
Perlahan tapi pasti, si cewek mengangguk. Membuat Varo tersentak lama. Ia merasakan anggukan kepala Natasya karena kepalanya bersender di punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVALERRON ✓ [TERBIT]
Roman pour AdolescentsVaro itu bandel, bad boy, kadang mesum, urakan, nakal, ketua gankster, dan suka jailin guru. Natasya itu jutek, pendek, imut, dan suka jadi bahan jailan Varo. Varo sama Natasya itu rival. SEKALI LAGI RIVAL, OKE?! Tapi kenapa mereka jadi deket terus...