25: Jam Kosong
°°°
"Dadagh. Belajar yang bener ya. Nanti kita pacaran," ucap Varo sambil mengacak rambut Natasya.
Natasya mendelik karena ucapannya itu terlalu keras dan untungnya teman-temannya tidak mendengarnya. Mereka sibuk bercengkerama dengan ponsel dan buku masing-masing karena kelasnya sedang jam kosong.
"Udah sana balik ke kelas. Makasih ya," ujarnya.
"Makasih mulu, ininya kapan?" Varo menunjuk pipinya lagi. Dia menahan tawanya.
Dengan hati bergemuruh, Natasya tersenyum kikuk. "Tunggu ayam jantan bertelur dulu. Bye!"
"Yah ... Sadboy."
Natasya masuk ke kelasnya dan disambut hangat semua teman-temannya. Rasanya kejadian tadi pagi yang menimpanya sudah lenyap terbawa angin begitu saja. Buktinya teman kelasnya menyapanya ketika dia masuk ke kelas.
"Natasya, lo abis dari mana?" tanya seorang cowok yang kemudian menghampirinya.
Dia Riko, ketua kelas XI IPS 2. Salah satu cowok yang mungkin juga menaksir Natasya.
"Gue? Abis ... di rooftop. Maaf ya, baru masuk kelas, hehe." Natasya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Takut ketuanya memarahinya.
Tapi sejauh ini, Riko tidak sering memarahinya meskipun Natasya banyak melakukan kesalahan. "Oh. Sama ... Varo?"
Dia mengangguk. "Iya. Hehe,"
"Btw, maafin gue ya. Gue hampir aja kemakan sama omongan Maudy soal ... masalah mading. Gue sama anak kelas udah nyobek kertas itu kok. Jadi lo aman," ujarnya.
"Oh iya. Lupain aja masalah tadi. Gue juga .. berusaha buat ngelupain."
"Natasya! Sini!" seru Louis melambaikan tangannya kepada Natasya.
"Iya! G-gue ke temen gue dulu ya. Bye," ucapnya dan Riko mengangguk. Padahal dia masih ingin mengobrol banyak dengan Natasya.
Sementara itu, Varo melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya di lantai dua. Namun saat naik anakan tangga, dia berpapasan dengan Bagas dan teman-temannya. Tampaknya mereka akan berolahraga, karena pakaian mereka olahraga.
Mereka sempat saling menatap tajam, sampai akhirnya Bagas berjalan ke bawah sambil menabrak bahu Varo kasar.
"Gila tuh anak!" gumamnya, kemudian melangkah menuju kelasnya.
"ASSALAMU'ALAIKUM!" seru Varo begitu masuk. Yang lainnya masih asik sendiri.
Varo merasa dikacangi. "ASSALAMU'ALAIKUM BROTHER! GAK JAWAB KITA PACARAN!"
Semuanya menjawab serempak dan Varo menyengir kuda, membuat ketiga temannya menggelengkan kepala. Sebentar lagi mungkin akan ada lawakan-lawakan garing, karena si Varo sudah balik ke kandangnya.
"Lah lah? Pada jamkos semua apa gimana, nih?" tanya Varo sambil duduk di meja Agil dan kakinya naik satu. Membuat perut sixpack-nya kelihatan sedikit dari depan dan samping.
Pertanyaannya lagi-lagi diabaikan mereka bertiga. Ia masih mendapati ketiga temannya sedang bermain game di handphone-nya masing-masing.
"Jamkos, Gil?" tanya Varo sambil ngupil.
"Hooh."
"Sejak kapan?"
"Tadi."
"Ada tugas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVALERRON ✓ [TERBIT]
Novela JuvenilVaro itu bandel, bad boy, kadang mesum, urakan, nakal, ketua gankster, dan suka jailin guru. Natasya itu jutek, pendek, imut, dan suka jadi bahan jailan Varo. Varo sama Natasya itu rival. SEKALI LAGI RIVAL, OKE?! Tapi kenapa mereka jadi deket terus...