48: Berbeda

9.7K 836 90
                                    

48: Berbeda

°°°

Ting tong!

Ting tong!

"Iya bentaaaar!" teriak mbak Par dari dalam rumah.

Ckrk!

"Iya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya mbak Par masih dengan logat sundanya.

"Yaampun, Mbak Par. Saya Varo. Mau jemput Nanat. Dia belum berangkat, kan?"

Mbak Par mengamati Varo dari bawah sampai atas. Dia terkejut mungkin, karena Varo yang di depannya ini bukan Varo yang biasanya menjemput Natasya ke rumahnya.

"Rapi pisan, euy. Kayak bukan den Varo. Biasanya teh, bajunya dikeluarin, gak pernah pake dasi. Pokoknya kemaren masih berantakan, kok sekarang jadi rapi? Kesambet naon si aden, nya?" heran si mbak.

"Siapa yang kesambet sih, Mbak? Udah deh, Natasya ka mana?" tanya Varo lagi.

"Sakedap," katanya, "NOOOON! AYA DEN VARO DI DIEU! BURUAN ATUH NON DANDANNYA!" teriak si mbak sambil berlari menaiki tangga.

Varo hanya menggelengkan kepalanya. Dia menunggu di teras rumah Natasya. Tadi pagi saja dia dibilang kesambet jurig oleh Tari, mamanya.

Flashback On

"Tumben rapi banget. Abis kesambet jurig di mana, tuh?" tanya Tari sambil membuatkan roti tawar untuknya.

"Ya kan aku pengin tuh, ngubah penampilan aku. Biar mama liatnya Vano yang sekolah, bukan Varo. Kalo Vano sekolah kan bajunya rapi gini."

Tari terdiam beberapa saat. "Oh hahaha iya. Btw, yang ngajarin ginian si Natasya?"

"Iya. Calon mantu mama."

Sang mama tersenyum lalu mendekati Varo. "Beruntung banget bisa pacaran sama Natasya kamu. Udah cantik, baik lagi."

Padahal, pacaran aja belum. batinnya. "Iya dong. Udah ya, Ma. Aku berangkat."

"Iya. Hati-hati. Pulangnya langsung ke rumah sakit! Awas kalo kelayaban sama temen-temen kamu! Mama potong uang sakunya!"

"Iya, Ma."

Flashback Off

"VARO?!"

ALVALERRON ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang