15: Peringatan
°°°
"Apa?! Kamu diskors lagi?!" teriak Tari.
Dia shock sekali. Ia tidak habis pikir kepada Varo, anak sulungnya yang paling bandel itu. Entah apa yang sudah diperbuatnya sehingga ia terkena skors lagi. Padahal baru saja kemarin dia diskors satu bulan, tapi hari ini dia diberikan skors lagi oleh guru BK.
Jika saja keluarga Bramasta bukan donatur terbesar di SMA Galaksi, mungkin sudah lama sekali Varo dikeluarkan dari sekolahnya itu.
"Kamu bikin masalah apa lagi sih, Ro? Ya ampun, kamu gak malu apa diskors terus? Mama yang jadi malu kalo ditanyain sama temen-temen mama pas arisan. Kamu ih!"
"Ya maap, Ma. Varo kan cuma mau bela Vano doang. Mama tau si cupu Arga, gak? Yang dulu pas SD pernah Varo jotos sampek dua minggu koma di rumah sakit? Nah, dia itu nyari gara-gara lagi sama Varo. Ya udah karena Varo anaknya gak santuy, jadi Varo pukul deh."
Tari menutup mulutnya karena terkejut. "Pukul? Terus dia gak koma lagi, kan?"
"Sayangnya, dia gak koma lagi. Padahal kalo sampe koma lagi, kayaknya seru deh, Ma," ujarnya ngawur.
Tari mencubit lengan putranya. "Sembarangan kamu! Bisa abis uang papa nanti buat ngobatin dia lagi, gak inget siapa yang tanggung jawab pas Arga masuk rumah sakit dulu? Keluarga kita, kan? Karena ulah kamu juga itu."
"Iya iya, deh."
"Terus berapa hari kamu diskors?"
"Bentar doang. Dua hari."
"Bentar bentar! Enak kamu ngomongnya, mama jadi kepikiran sama nilai kamu di raport, deh."
Anaknya itu mendengus. "Gak bakal tinggal kelas. Percaya deh, paling juga cuman jelek doang. Tapi, gak mungkin guru-guru nunggakin Varo. Semua guru aja tunduk ke Varo, kok."
"Kamu ini!"
"Lagian, ada baiknya juga selama Varo diskors dua hari, Varo bisa jagain Vano di rumah sakit. Gantian sama mama kalo mama lagi sibuk, si papa udah berangkat ke luar kota lagi, kan?"
Tari mengangguk. "Udah tadi siang jam sebelas."
"Nah kan, Varo bakal jagain Vano selama dua hari itu."
"Iya kalo kamu gak pergi kumpul sama temen-temen di basecamp atau pergi nge-club! Kemaren aja sebulan full kamu keluyuran gak jelas, kan? Untung gak bikin generasi baru sama cewek di luar sana."
"Astagfirullah, Ma. Senakal-nakalnya Varo, Varo gak mungkin grepe-grepe cewek, sama pacar Varo aja gak pernah gitu."
Pacar yang dimaksud Varo adalah Natasya. Padahal, di antara mereka tidak terjalin hubungan spesial apa-apa.
Sang mama hanya bergeleng kepala. Ia kemudian menatap anaknya yang masih berbalut pakaian sekolah.
Memang sehabis mengantar Natasya ke rumahnya, ia tanpa pulang ke rumah langsung ke rumah sakit. Menengok saudara kembarnya yang masih saja dirawat dan belum sadarkan diri. Bedanya, sekarang Vano dirawat di ruang VIP khusus yang fasilitasnya memadai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVALERRON ✓ [TERBIT]
Ficção AdolescenteVaro itu bandel, bad boy, kadang mesum, urakan, nakal, ketua gankster, dan suka jailin guru. Natasya itu jutek, pendek, imut, dan suka jadi bahan jailan Varo. Varo sama Natasya itu rival. SEKALI LAGI RIVAL, OKE?! Tapi kenapa mereka jadi deket terus...