24: Rooftop
°°°
"Kita bolos!"
"Hah?" Natasya mengerjapkan matanya.
"Ayok ikut gue."
Tanpa seijin Natasya, cowok itu menarik tangannya untuk mengikuti Varo berjalan. Kenapa di saat-saat begini pikiran Varo hanya bolos, bolos, dan bolos? Apa tidak ada kata lain selain bolos di dalam hidupnya?
"Bolos? Lo itu niat banget cari masalah ya, lo---"
Varo menghentikan langkahnya. Ia melirik Natasya dan menyunggingkan smirk-nya. "Dua hari yang lalu janji apa yah, kok gue lupa?" tanya Varo meledek.
Natasya mengerucutkan bibirnya. Ia menatap Varo. Dia selalu ingat dengan janji Natasya waktu itu. "Janji gak akan jutekin Alvalerron lagi," jawabnya lirih, hampir tidak terdengar oleh lawan bicaranya.
"Hah? Apa?! Kurang keras. Coba ulangi," ledeknya.
"Janji gak akan jutekin lo lagiiii!" serunya.
Varo terkekeh. Dia mengacak rambut Natasya. "Bagus."
"Iya iya maap! Soalnya kan lo yang suka---"
"Natasya ..." sindirnya.
Cewek itu menghela napasnya. Terpaksa ia keluarkan senyum terpaksanya kepada makhluk ciptaan Tuhan di depannya. "Iya, Varo. Maaf, ya."
"Nah gitu dong, tambah cantik," pujinya yang seketika membuat Natasya sedikit blushing, "cie baper."
"Oh nggak dong. Gue gak baperan kayak cewek di luar sana. Udah ya, Varo yang katanya ganteng sejagad raya, gue pamit mau ke kelas dulu." Cewek itu memutar badannya, namun Varo langsung menahan tangan Natasya.
"Eeeh. Siapa suruh lo ke kelas. Lo ikut gue sekarang."
Meskipun sedikit misuh-misuh dengan Varo, ia membiarkan saja cowok itu membawanya pergi. Ia siap jikalau bolos dengan Varo akan mengakibatkan hukuman dari guru BK lagi. Tapi, ya semoga saja Varo dan ia tidak akan dihukum.
°°°
Natasya memicingkan matanya.
Entah apa yang ada di pikiran Varo karena cowok itu membawanya ke rooftop. Tempat yang sangat jarang Natasya injak selain ruang BK. Ya, meskipun banyak orang suka rooftop, tapi dia baru kali ini menginjakkan kakinya di tempat ini.
Varo berdiri menghirup napas dalam-dalam. Tangannya memegang dinding pembatas di rooftop. Dia memandang ke bawah. Di mana lapangan sekolah terlihat dari atas.
"Kenapa lo diem aja?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya.
"Mulut gue keabisan bensin," ujarnya ngawur.
"Nanti gue beliin solar."
Natasya mendelik.
"Eh gak boleh jutek-jutek. Inget janji lo ya," ledeknya lagi, sambil menahan tawa.
Rasanya ingin sekali ia mencubit cowok itu. Tapi, ia mengurungkannya karena mengingat janjinya sewaktu itu.
"Enak bolos di luar sekolah atau di rooftop?" tanya Varo tiba-tiba.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALVALERRON ✓ [TERBIT]
Novela JuvenilVaro itu bandel, bad boy, kadang mesum, urakan, nakal, ketua gankster, dan suka jailin guru. Natasya itu jutek, pendek, imut, dan suka jadi bahan jailan Varo. Varo sama Natasya itu rival. SEKALI LAGI RIVAL, OKE?! Tapi kenapa mereka jadi deket terus...